Dua Lansia Meninggal Setelah Menerima Vaksin COVID-19
JAKARTA - Dua warga lanjut usia (Lansia) meninggal dunia pada Rabu 3 Maret, setelah mendapatkan suntikan vaksin COVID-19. Keduanya adalah pria paruh baya.
Peristiwa meninggalnya penerima vaksin COVID-19 ini, membuat otoritas kesehatan berencana melakukan penyelidikan, terkait ada atau tidaknya hubungan antara kematian keduanya dengan vaksin yang diberikan.
Kedua pria lansia tersebut merupakan penghuni panti jompo di Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, tepatnya di Goyang dan Pyeongtaek. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menyebut, keduanya meninggal setelah menerima suntikan pertama vaksin AstraZeneca.
Pria di panti jompo Goyang, berusia 50-an, menunjukkan tanda-tanda serangan jantung dan kesulitan bernapas 11 jam setelah divaksinasi pada Selasa pagi. Dia menerima pertolongan pertama di lokasi, tetapi meninggal keesokan harinya karena gagal jantung. Dia memiliki beberapa penyakit bawaan, gannguan jantung, diabetes dan stroke.
Sementara, pria di Pyongtaek berusia 63 tahun yang diketahui menderita penyakit serebrovaskular. Ia meninggal empat hari setelah menerima suntikan vaksin pertama pada Sabtu sore pekan lalu. Ia mulai menunjukkan reaksi yang merugikan termasuk demam tinggi dan nyeri tubuh keesokan harinya.
Dia diresepkan obat penghilang rasa sakit dan pereda demam, tetapi dipindahkan ke rumah sakit umum Selasa sore karena kondisinya memburuk. Pria tersebut meninggal pada Rabu pagi sekitar pukul 10 pagi, dengan menunjukan gejalan tambahan sepsis dan pneumonia.
"Bersamaan dengan penyelidikan epidemiologi yang saat ini sedang berlangsung, kami akan meninjau secara menyeluruh catatan medis mereka untuk melihat hubungan antara kematian dan vaksinasi," kata Komisaris KDCA Jeong Eun-kyeong, melansir Koreatimes.
Dikatakannya, ratusan kematian setelah vaksinasi telah dilaporkan di negara lain tetapi tidak ada korelasi antara vaksin dan kematian yang ditemukan.
Hingga Selasa, KDCA mencatat sebanyak 87.428 warga Negeri Gingseng telah menerima vaksin COVID-19. Di antara mereka, 85.904 mendapat suntikan pertama dari vaksin AstraZeneca dua dosis. Sementara 1.524 menerima suntikan pertama dari vaksin Pfizer.
KDCA mencatat bahwa 207 reaksi abnormal telah dilaporkan, sebagian besar ringan, seperti sakit kepala, demam dan muntah. Dari jumlah tersebut, 206 di antaranya dilaporkan setelah pemberian vaksin AstraZeneca. Dan, tiga di antaranya reaksi syok anafilaksis.
Dari 207 reaksi parah dilaporkan melibatkan dua penghuni panti jompo di Provinsi Gyeonggi, juga dengan kondisi penyakit bawaan yang sudah ada sebelumnya.
Baca juga:
- Lawan Kudeta Militer, Parlemen Myanmar Tunjuk Penjabat untuk 10 Kementerian
- Presiden Joe Biden Ingin Negara Bagian Prioritaskan Vaksin COVID-19 untuk Guru
- Direktur FBI Sebut Belum Temukan Bukti Pendukung Palsu Trump dalam Kerusuhan Capitol Hill
- Warga Negaranya Alami Tekanan Psikis Karena Praktik Anal, Jepang Protes China
Seorang pria 50-an di sebuah panti jompo di Uijeongbu menunjukkan gejala disfasia (bicara tidak jelas), sakit kepala dan kelesuan 20 menit setelah divaksinasi COVID-19. Dia memiliki kondisi yang mendasari tekanan darah tinggi dan diabetes.
Pria lain, berusia 60-an dengan riwayat penyakit serebrovaskular dan yang dirawat di panti jompo di Pyeongtaek, melaporkan demam, tekanan darah rendah, dan nyeri otot sehari setelah inokulasi. Keduanya dipindahkan ke rumah sakit setempat, dan saat ini stabil.