NASA dan Badan Antariksa Jerman Akan Memantau Pergeseran Massa Air di Bumi
JAKARTA – NASA dan Pusat Dirgantara Jerman (DLR), bagian dari Badan Antariksa Jerman, berkolaborasi dalam melacak pergerakan air di Bumi. Keduanya akan membangun satelit untuk diterbangkan ke orbit.
Satelit ini akan digunakan untuk memantau pergeseran massa air di lautan es dan daratan Bumi dengan skala yang besar. Selain itu, satelit ini akan mengukur perubahan medan gravitasi untuk memberikan gambaran dari siklus air.
Kerja sama ini dimulai pada tahun 2023 ketika NASA dan DLR meneken perjanjian misi Pemulihan Gravitasi dan Kontinuitas Eksperimen Iklim (GRACE-C), pengganti dari misi GRACE-Follow On. Proyek baru ini direncanakan meluncur pada tahun 2028.
Administrator Asosiasi Sains NASA, Nicola Fox, mengatakan bahwa GRACE-C merupakan upaya kolaboratif untuk mengamati dan mempelajari sumber daya yang paling berharga di Bumi. Menurutnya, kemitraan ini memiki peranan yang sangat penting.
"Dari garis pantai hingga meja dapur, tidak ada aspek di planet kita yang tidak terkena dampak perubahan siklus air. Kemitraan antara NASA dan Pusat Dirgantara Jerman akan berperan penting dalam mempersiapkan tantangan yang kita hadapi saat ini dan besok," kata Fox, dikutip dari blog NASA.
Sementara itu, anggota Dewan Eksekutif DLR, Walther Pelzer, menjelaskan bahwa kolaborasi ini akan melanjuti misi GRACE yang sudah diluncurkan sejak tahun 2002. Misi ini diyakini mampu membantu penelitian iklim dan lingkungan Bumi dari luar angkasa.
Baca juga:
"Kepercayaan yang diberikan oleh mitra AS kami pada keahlian luar angkasa Jerman untuk misi ini dengan menugaskan pembangunan satelit dan pengiriman bagian-bagian penting dari instrumentasi GRACE-C dan kendali misi juga merupakan tanda kemampuan Jerman sebagai lokasi utama untuk penerbangan luar angkasa," ujar Pelzer.
Saat ini, para insinyur dan ilmuwan sedang menyelesaikan detail desain untuk instrumen dan satelit GRACE-C. Setelah desain selesai dirancang, tim dari NASA akan membangun sepasang satelit identik yang mampu terbang hingga ketinggian 500 kilometer.
Sistem satelit dan orbit dari misi GRACE-C akan serupa dengan GRACE-Follow on. Hal ini dilakukan agar GRACE-C bisa melanjutkan pengamatan dari misi sebelumnya untuk memahami pergerakan air. Misi ini diharapkan bertahan selama beberapa dekade.