Kanselir Scholz: Jerman Tak Butuh Senjata Nuklir
JAKARTA - Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak saran Jerman harus memiliki hulu ledak nuklir sendiri dan mengurangi ketergantungan pada perlindungan Amerika Serikat (AS).
"Jerman tidak membutuhkan senjata nuklirnya sendiri," kata Scholz pada Selasa dalam diskusi panel dan menekankan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tetap menjadi landasan keamanan Eropa dilansir ANTARA dari Anadolu, Selasa, 19 Maret.
Menanggapi pertanyaan pada konferensi "Eropa 2024", Scholz mengatakan meski ada perbedaan politik antara AS dan mitra-mitra Eropanya, hubungan transatlantik tetap kuat dan penting.
“Mungkin kami memiliki penilaian yang berbeda secara geopolitik, namun satu hal yang cukup jelas, kami memiliki nilai-nilai yang sama dalam hal demokrasi dan supremasi hukum. Dan itu yang membuat kami berbeda dari yang lain,” ujarnya.
"Tentu saja, kami lebih kuat dalam aliansi transatlantik. Jadi tidak ada alasan apa pun untuk menantang hal-hal yang begitu berharga, yaitu NATO, dan kerja sama transatlantik," imbuh Scholz.
Baca juga:
- Umumkan Penyidikan Kasus Korupsi LPEI, KPK Belum Kantongi Nama Tersangka
- Istana: Tidak Ada Pembahasan Hak Angket Antara Jokowi dengan Menteri PKB
- Sekolah di Jakpus Terapkan Belajar Jarak Jauh Jelang KPU Umumkan Hasil Pemilu
- Empat Pelaku Pengeroyokan Polisi di Makassar Saat Iring-iringan Pengantar Jenazah Ditangkap
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa politikus Jerman menyarankan agar negara itu mengembangkan persenjataan nuklir milik sendiri, bersama dengan mitra mereka di Uni Eropa, dan mengurangi ketergantungan pada perlindungan AS.
Saran tersebut muncul setelah mantan presiden AS Donald Trump pada bulan lalu mengecam sekutu-sekutu Eropa karena tidak membayar bagian mereka dalam pengeluaran NATO secara adil.
Trump juga memberi isyarat AS mungkin mempertimbangkan kembali perlindungan nuklirnya untuk Eropa jika ia terpilih kembali menjadi presiden AS.