Peringati Hari Ginjal Sedunia, Ini Peran Etana dalam Pengobatan di Indonesia

JAKARTA - Penyakit ginjal merupakan masalah kesehatan global yang terus meningkat, termasuk di Indonesia. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada tahun 2023, sebanyak 12 provinsi di Indonesia menempati posisi tertinggi dalam angka kasus Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Kasus tertinggi di Indonesia tercatat di Kalimantan Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, NTB, Aceh, Jawa Barat, Maluku, DKI Jakarta, Bali, dan Yogyakarta.

Dalam rangka memperingati Hari Ginjal Sedunia pada 14 Maret, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), secara aktif berperan dalam memberikan edukasi tentang kesehatan ginjal kepada masyarakat, pasien, dan tenaga kesehatan yang menangani pasien PGK. Sebagai perusahaan biofarmasi asli Indonesia, Etana telah menghasilkan produk epoetin alfa berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, yang telah banyak digunakan oleh pasien PGK yang mengalami anemia saat menjalani cuci darah.

"Produk epoetin alfa Etana digunakan oleh pasien PGK yang menjalani cuci darah untuk meningkatkan kadar darah merah (Hb) dalam mencegah anemia. Anemia pada pasien gagal ginjal harus diobati karena kematian pada pasien hemodialisa di Indonesia hampir sebagian besar disebabkan penyakit kardiovaskuler," ujar Direktur Pengembangan Bisnis & Kemitraan Strategis Etana, Randy Stevian, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 15 Maret.

Randy mengatakan, produk Etana sudah melakukan uji banding dengan produk originator dengan hasil bahwa kualitas, efikasi, dan keamanan produk Etana sebanding dengan produk originator. Sehingga, produk Etana dapat membantu pasien anemia karena PGK dalam meningkatkan kualitas hidup untuk menjaga dan melindungi kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan bangsa.

"Apabila pasien hemodialisa terkena penyakit kardiovaskuler maka ginjal dan jantung menjadi lemah. Dengan rutin melakukan terapi Erythropoietin (EPO) sebanyak 8 kali sebulan pasien PGK dapat mengatasi agar komplikasi anemia ini tidak menjadi ancaman," tambahnya.

Di samping itu, Randy menuturkan bahwa Etana saat ini sedang fokus pada pengembangan produk long acting (Erythropoietin Stimulating Agents/ESA) untuk melengkapi kebutuhan obat-obatan bagi pasien penyakit ginjal. Selain itu, perusahaan ini juga berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait.

"Kami berharap dapat terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam memberikan edukasi dan berkontribusi untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan tentang kesehatan ginjal," ungkap Randy.

Etana juga melihat tantangan dalam pengembangan produk obat-obatan untuk penyakit ginjal, terutama terkait dengan alih teknologi, bahan baku, dan sumber daya manusia yang berpengalaman. Namun, perusahaan ini optimis dapat menghadapi tantangan tersebut seiring dengan program Pemerintah dalam mendorong kemandirian obat dalam negeri.