Apa yang Dirasakan Tubuh Saat Cuci Darah: Begini Jawaban dari Seorang Pasien
Apa yang Dirasakan Tubuh Saat Cuci Darah (Gambar ANIRUDH - Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Ketika mendengar istilah cuci darah yang ada di dalam benak kita tentunya sesuatu yang menyakitkan. Namun apa benar demikian? Lantas, apa yang dirasakan tubuh saat cuci darah, ya?

Cuci darah atau hemodialis merupakan sebuah prosedur yang diperuntukan untuk membuang racun di dalam tubuh yang dikarenakan ginjal yang telah rusak. Umumnya, prosedur yang dilakukan dengan mesin ini dilakukan pada pasien yang mengalami gagal ginjal.

Ginjal merupakan sepasang organ yang terletak di zona punggung bagian bawah. Ginjal mempunyai peranan yang bermacam-macam, seperti membuang racun, mengatur keseimbangan cairan di dalam badan, menyaring zat sisa metabolisme, melepaskan hormon yang mengendalikan tekanan darah, serta mengatur produksi sel darah merah.

Ginjal yang rusak tidak bisa berperan dengan baik. Dampaknya, racun bakal menumpuk di dalam badan sehingga memunculkan banyak kendala kesehatan. Buat mengganti fungsi ginjal dalam membuang toksin, dibutuhkan prosedur yang memanfaatkan mesin khusus, salah satu prosedur tersebut yaitu mencuci darah.

Apa yang Dirasakan Tubuh Saat Cuci Darah

Barang kali banyak yang penasaran terkait seperti apa rasanya cuci darah bukan? Melansir dari beberapa sumber yang berkesempatan menanyai seorang pasien yang menjalani proses cuci darah.

"Nggak sakit, paling pas suntiknya dimasukkan saja terasa nyeri sedikit selebihnya biasa saja," ujar pasien tersebut.

Tujuan serta Indikasi Cuci Darah

Seperti yang sudah disebutkan di atas, mencuci darah bertujuan buat menyaring toksin serta zat sisa metabolisme badan yang sepatutnya dibuang oleh ginjal. Peranan ginjal ini dapat tersendat akibat gagal ginjal, baik gagal ginjal kronis ataupun gagal ginjal kronis.

Gagal ginjal kronis biasanya diakibatkan oleh beberapa keadaan berikut:

  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Peradangan pada ginjal (glomerulonefritis)
  • Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis)
  • Penyakit ginjal polikistik

Sedangkan itu, gagal ginjal kronis bisa terjadi akibat perdarahan hebat, serangan jantung, infeksi parah, ataupun dehidrasi berat.

Secara umum, gagal ginjal bisa dikenali dari keluhan berikut:

  • Indikasi uremia, semacam gatal-gatal, mual, muntah, tidak nafsu makan, serta lelah
  • Kandungan asam dalam darah sangat tinggi (asidosis)
  • Pembengkakan di bagian-bagian badan akibat ginjal tidak bisa membuang kelebihan cairan
  • Kandungan kalium dalam darah yang tinggi (hiperkalemia)

Mencuci darah ialah salah satu dari 3 pengobatan pengganti fungsi ginjal, tidak hanya continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) ataupun cuci darah melalui perut serta transplantasi ginjal. Pengidap gagal ginjal kronis bakal diberikan 3 pilihan pengobatan pengganti fungsi ginjal tersebut.

Beberapa penderita yang memenuhi ketentuan buat transplantasi ginjal bisa menempuh prosedur cuci darah selaku penyembuhan sementara sampai memperoleh donor ginjal. Sehabis memperoleh donor ginjal, penderita bisa menempuh transplantasi ataupun cangkok ginjal serta tidak perlu buat menempuh prosedur cuci darah kembali.

Peringatan serta Larangan Cuci Darah

Mencuci darah bisa dihentikan apabila ginjal tidak lagi rusak serta dapat berperan dengan wajar. Akan tetapi, kerusakan akibat gagal ginjal kronis jarang dapat dipulihkan sepenuhnya sehingga pengidapnya butuh menjalani cuci darah dalam jangka panjang, bahkan seumur hidupnya.

Selama menjalani cuci darah, penderita disarankan buat banyak mengkonsumsi protein, dan membatasi konsumsi kalium, fosfor, serta garam, termasuk garam yang ada pada makanan kemasan, juice, serta minuman energi. Perihal ini karena sangat banyak mineral dalam darah dapat menimbulkan permasalahan kesehatan yang lain.

Tidak hanya membatasi konsumsi mineral, pengidap gagal ginjal yang menjalani cuci darah rutin pula disarankan buat membatasi asupan cairan. Perihal ini sebab ginjal sudah tidak lagi sanggup melindungi keseimbangan cairan badan dengan baik sehingga cairan bisa menumpuk di jantung serta paru-paru.

Penderita pula wajib menginformasikan kepada dokter mengenai penyakit lain yang mungkin dialami serta obat-obatan yang lagi digunakan, termasuk herbal serta suplemen.

Perlu diketahui kalau mencuci darah tidak dianjurkan pada penderita gagal jantung, gangguan pembekuan darah, ataupun pasien yang tanda-tanda vitalnya tidak stabil. Selain itu baca juga: “Peringati Hari Ginjal Sedunia, Ini Peran Etana dalam Pengobatan di Indonesia”.

Jadi setelah mengetahui apa yang dirasakan tubuh saat cuci darah, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!