Menteri ESDM Jero Wacik Tegaskan Kenaikan Harga BBM Opsi Terakhir Pemerintah dalam Memori Hari Ini, 15 Maret 2013
JAKARTA – Memori hari ini, 12 tahun yang lalu, 15 Maret 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik menegaskan sejatinya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah opsi terakhir pemerintah. Ia mengungkap opsi itu digunakan setelah semua langkah lain digunakan.
Sebelumnya, kenaikan harga minyak dunia paling sering hadir di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Fakta itu membuat empunya kuasa terpaksa menerapkan kebijakan tak populer: kenaikan BBM.
Ujian di awal kuasa Pemerintahan SBY tak mudah. Empunya kuasa harus menerima realita bahwa harga minyak dunia melonjak tinggi, dari 25 dolar AS per barel jadi 60 dolar AS per barel. Pemerintah coba bersiasat. Segala macam rencana coba dipetakan.
Malang tak dapat ditolak. Kebanyakkan rencana tak mampu menutupi beban subsidi BBM Indonesia dari Rp21 triliun jadi Rp120 triliun jika harga BBM tak dinaikkan. Pemerintah pun terpaksa mengambil kebijakan tak populer pada 2005.
Empunya kuasa menaikan harga BBM dua kali. Pada Maret, harga premium dari Rp1.810 naik jadi Rp2.400 per liter dan solar dari Rp1.650 jadi Rp2.100 per liter. Pada Oktober, harga premium naik dari Rp2.400 menjadi Rp4.500 per liter dan harga solar naik dari Rp2.100 menjadi Rp4.300 per liter.
Kondisi itu membawa masalah besar. Kenaikan BBM nyatanya membuat harga segala macam kebutuhan pokok lainnya juga meningkat. Nestapa rakyat pun terus berlanjut. Pemerintahan SBY menaikkan kembali harga BBM pada 2008.
Harga premium beranjak dari Rp4.500 jadi Rp 6.000 per liter dan harga solar dari Rp4.300 per liter jadi Rp 5.500 per liter. Pemerintah SBY sempat menurunkan harga BBM dipenghujung 2008, atau menjelang persiapan Pemilu 2009.
“Dengan kenaikan harga BBM tersebut, rupiah kembali menguat dan setelah dua bulan inflasi mulai dapat dikendalikan. Indonesia telah keluar dari ”krisis mini”. Laju pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan dalam dua semester karena kenaikan harga BBM yang sangat tinggi,” ujar Anggito Abimanyu dalam kolomnya di laman Kompas.com berjudul Kenaikan Harga BBM (2012).
Baca juga:
- Visit Malaysia 2020: Logo Kampanye Pariwisata yang Banjir Kecaman
- Menag Suryadharma Ali Sebut Merokok Hukumnya Makruh dalam Memori Hari Ini, 14 Maret 2010
- Memori Pernikahan Mewah Prabowo Subianto - Titiek Soeharto yang Banjir Kritik
- Indonesia Lantik Konsul Kehormatan Pertama untuk Palestina di Ramallah dalam Memori Hari Ini, 13 Maret 2016
Kondisi ekonomi yang tak stabil sempat membuat pemerintah SBY ingin menaikkan kembali harga BBM pada 2012. Namun, hal itu urung dilakukan karena DPR menolak usulan itu. Keputusan berbeda pun hadir kala pemerintah ingin menaikkan BBM pada 2013.
Rencana kenaikan dianggap sudah final. Masalahnya kian bertambah. Pemerintah dihadapkan dengan masalah harga minyak dunia yang meningkat. Pun pemerintah juga dihadapkan masalah baru yakni melonjaknya konsumsi BBM subsidi.
Rakyat pun dilanda kepanikan. Menteri ESDM, Jero Wacik coba menenangkan rakyat pada 15 Mei 2013. Ia mengingatkan kembali rakyat bahwa rencana kenaikan harga BBM sejatinya opsi terakhir pemerintah. Banyak langkah telah dilakukan oleh pemerintah. Jika langkah-langkah yang ada gagal, baru siasat menaikkan harga BBM digunakan.
"Kalau opsi-opsi lain sudah dilakukan dan tidak berhasil, tidak signifikan hasilnya dan berat ekonomi nasionalnya, maka menaikkan harga BBM menjadi opsi terakhirnya. Sabar sedikit, sedang dikaji oleh pemerintah."
"Hal-hal yang seperti ini selalu pikiran pemerintah adalah rakyat, terutama adalah rakyat yang bagian bawah. Tidak boleh kebijakannya begitu rupa sehingga rakyat bagian bawah terkena. Ini fokus kami (pemerintah) dalam membahas. Karena itu sabar sedikit, apapun nanti keputusannya nanti tetap pikiran utamanya adalah rakyat menjadi pertimbangan utama,” terang Jero di kantornya sebagaimana dikutip laman Kementerian ESDM, 15 Maret 2013.