Bagikan:

JAKARTA - Tiada yang meragukan potensi pariwisata Malaysia yang melimpah. Narasi itu membuat Kementerian Pariwisata ingin menaikkan pamor dengan merumuskan logo pariwisata terbaru untuk tahun 2020. Elemen wisata seperti keindahan panorama dan hewan tropis – bekantan, orang utan, penyu-- dipertontonkan.

Alih-alih mendapatkan sambutan meriah, logo bertajuk Visit Malaysia 2020 justru banjir kecaman. Logo pariwisata yang dilengkapi slogan ”Travel.Enjoy.Respect’ disebut buruk, jelek, hingga murahan.

Sebuah logo dapat memperkuat citra positif tentang negara sudah jadi rahasia umum. Kekuatan itu membuat kehadiran logo jadi penting. Sebab, logo yang dirancang serius dapat menarik banyak hal, dari wisatawan, investasi, hingga kemitraan internasional.

Mohamed Nazri Abdul Aziz pun kepincut dengan kekuatan sebuah logo. Menteri Pawisata Malaysia era 2013-2018 ingin jajarannya membuat logo pariwisata Malaysia yang beken untuk tahun 2020. Nazri ingin semua elemen pariwisata favorit Malaysia dihadirkan.

Nazri yakin hasilnya akan setimpal dengan gagasan promosi masif pariwisata Malaysia. Ia ingin pariwisata Malaysia kian kesohor, syukur-syukur dapat mengalahkan Thailand sebagai negara paling ramai dikunjungi wisatawan mancanegara di Asia Tenggara.

Mohamed Nazri Abdul Aziz yang pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata Malaysia era 2013-2018. (Wikimedia Commons)

Pucuk dicinta ulam tiba. Nazri meluncurkan logo bertajuk Visit Malaysia 2020 dalam Asean Tourism Forum, Chiang Mai, Thailand pada 26 Januari 2018. Hajatan itu sengaja dipilih supaya perhatian seisi Asia Tenggara kagum dengan pariwisata Malaysia.

Nazri menyakini logo yang diluncurkan mampu mendatangkan banyak manfaat. Kepercayaan diri Nazri beralasan. Logo pariwisata yang diluncurkan mampu mengakomodasi segala macam elemen penting pariwisata Malaysia.

Satu sisi logo membuat hewan tropis (bekantan hingga orang utan), sisi lainnya memuat gemerlapnya Malaysia dengan ikon Menara Petronas. Segala macam keunggulan itu lalu dibungkus dengan slogan yang dianggap dapat membawa pariwisata Malaysia beken: Travel.Enjoy.Respect.

"Kami menampilkan Menara Kembar Petronas, orang utan, bekantan, dan penyu karena ini adalah simbol kami. Inilah yang orang asing ingin ketahui tentang Malaysia ketika mereka datang kemari. Menara Kembar Petronas adalah ikon bagi kami seperti halnya Menara Eiffel bagi warga Paris. Mengapa hewan-hewan ini memakai kacamata hitam, ini untuk menunjukkan bahwa Malaysia adalah negara yang cerah dengan pantai-pantai yang indah dan bahwa kami mendukung pelestarian lingkungan.”

“Kami juga membuatnya berwarna-warni karena mewakili Malaysia. Kami adalah negara yang penuh warna dengan beragam budaya dan kami ingin memperjelas bahwa pariwisata itu menyenangkan. Saya tidak bisa memasang logo yang serius. Ini adalah pariwisata dan seharusnya menyenangkan," kata Menteri Pariwista Malaysia, Datuk Seri Nazri Aziz sebaimana dikutip laman New Straits Times, 29 Januari 2018.

Banjir Kecaman

Kehadiran logo pariwisata baru Malaysia tak disambut hangat di negeri sendiri. Alih-alih banyak yang memuji, logo itu justru banjir kecaman. Banyak di antara rakyat Malaysia menganggap logo yang ada bak mempermalukan Malaysia sebagai negara besar di Asia Tenggara.

Semuanya karena logo Visit Malaysia 2020 dianggap ketinggalan zaman, buruk, dan murahan. Alias, logonya tak mampu mengikuti selera zaman. Logo karya jajaran kementerian Pariwisata terlihat seperti buatan amatir.

Gema kecaman pun muncul di dunia maya. Ragam media sosial dipenuhi oleh deru protes. Mereka menganggap Kementerian Pariwisata Malaysia tidak becus kerja. Narasi itu karena empunya kuasa mengerjakan logo saja tak mampu, apalagi mengembangkan pariwisata.

Kecaman juga dilanjutkan dengan secara suka rela membuat logo Visit Malaysia 2020. Mereka ingin menunjukkan bahwa Malaysia tak pernah kekurangan seniman. Kecaman berlanjut. Rakyat Malaysia sampai menginisiasi petisi online via Change.org terkait penolakan terhadap logo.

Logo Visit Malaysia 2020 yang dicemooh sebagai buatan seniman amatiran. (Tourism Malaysia)

Mereka yang menginginkan logo itu dibuang mencapai 13 ribuan orang. Kecaman itu mulanya tak digubris Kementerian Pariwisata. Logo yang ada pun terus dipertahankan. Semuanya berubah kala pergantian pemerintahan. Menteri Pariwisata Malaysia yang baru, Mohamaddin Ketapi mencoba melunak pada Agustus 2018.

Ia berjanji untuk mengganti logo pariwisata yang kontroversial. Keinginan itu diwujudkan dengan hadirnya sayembara pembuatan logo pariwisata Malaysia yang baru. Namun, sementara itu logo yang lama tetap digunakan hingga satu tahun ke depan.

"Kementerian Pariwisata Malaysia meluncurkan logo terbaru untuk mengunjungi Malaysia 2020. Desainnya buruk, terlihat murah dan tidak mencerminkan negara, rakyat, dan sejarah. Rakyat tidak ditanya terlebih dahulu sebelumnya. Petisi ini untuk menghentikan Kementerian Pariwisata menggunakan desain tersebut," ungkap keterangan petisi.