Sering Dijadikan Ramuan Detoksifikasi saat Buka Puasa, Begini Cara Menanam dan Merawat Daun Mint
JAKARTA - Siapa yang tidak tahu daun mint? Dedaunan yang sering dijadikan hiasan pada makanan atau minuman ini bisa dijadikan ramuan detoksifikasi. Khususnya saat berbuka puasa. Tanaman mint, khususnya bagian daun memiliki kandungan radioprotektif, antioksidan, anti karsinogenik, antialerjik, antispasmodik (anti batuk), obat karminatif (penenang), antiseptik, antipruritic dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat).
Selain itu, aroma dari peppermint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas, bahkan peppermint tea juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis, dan inflamasi pada rongga mulut dan tenggorokan.
Pada umumnya penggunaan daun mint dalam bentuk daun segar bisa dengan cara. Menambahkan beberapa lembar daun secukupnya dalam seduan teh, infuse water, atau campuran dengan beberapa bahan lain seperti jahe dan lemon.
Melihat manfaatnya yang baik bagi tubuh, Anda bisa menanamnya sendiri guna lebih mudah dan praktis jikalau suatu saat dibutuhkan.
Karena tanaman mint tumbuh dengan agresif. Sebaiknya pisahkan tanaman ini dengan tanaman Anda yang lain jika tidak mint akan mengambil semua nutrisi dari tanaman di sekitarnya. Disarankan, menanam mint dalam wadah sehingga tanaman ini tidak menyebar luas ke area lain di taman.
Jika Anda menanam mint di celah-celah jalan setapak dan di antara tempat berbatu di tempat yang sering dilalui. Mint akan mengeluarkan aroma aromatiknya setiap kali daun diinjak dan dihancurkan.
Mint dapat ditanam dalam wadah di dalam dan di luar ruangan atau ditanam langsung di tanah. Saat menanam mint di tanah, pilihlah tempat yang lapang sehingga pertumbuhan mint tidak menimbulkan masalah.
Tanaman mint paling baik ditanam di tempat lembab dengan tanah yang memiliki drainase baik. Tetapi juga di tempat yang terkena sinar matahari penuh atau sebagian teduh. Tanaman ini menyukai tanah subur yang diperkaya dengan kompos. Tanam akarnya di tanah, tutupi dengan setidaknya 1 hingga 2 inci tanah di atasnya.
Tanam potongan mint atau tanaman kecil yang dibeli dengan jarak 18 inci hingga 2 kaki di luar ruangan. Dua tanaman seharusnya cukup menutupi beberapa meter tanah, karena tanaman mint tumbuh secara agresif. Tanaman ini memiliki sistem akar yang dangkal, jadi Anda tidak perlu menggali terlalu dalam. Yang penting bisa meletakkan tanah sekitar satu hingga dua inci di atasnya. Untuk mencegah penyebaran mint, tambahkan pinggiran di sekitar area tanam sedalam 18 hingga 24 inci ke dalam tanah atau tanam dalam wadah.
Perawatan Tanaman Mint
Cahaya
Tanaman mint lebih menyukai tempat teduh, meski begitu tanaman ini akan tetap tumbuh di bawah sinar matahari penuh jika Anda sering menyiramnya. Namun, yang terbaik adalah melindunginya dari sinar matahari sore yang terik. Mint juga dapat bertahan hidup dalam kondisi cukup teduh, meskipun mungkin berkaki panjang dan tidak menghasilkan daun yang banyak atau beraroma.
Tanah
Mint dapat beradaptasi dengan sebagian besar jenis tanah, tetapi lebih menyukai tanah subur dengan pH sedikit asam hingga netral. Drainase tanah yang baik juga penting. Tanaman mint menyukai air, tetapi tanah yang tergenang air dapat membuat akarnya membusuk.
Air
Sirami daun mint selama musim kemarau guna menjaga tanah tetap lembap, tambahkan lebih banyak air saat bagian atas tanah terasa kering saat disentuh. Mempertahankan tanah yang agak lembab—tetapi tidak basah—adalah lingkungan ideal bagi tanaman mint. Jika Anda melihat dedaunannya layu, itu biasanya pertanda tanaman membutuhkan lebih banyak kelembapan. Waktu penyiraman terbaik adalah di pagi hari agar tanaman memiliki banyak kelembapan di siang hari saat suhu meningkat.
Pupuk
Beri pupuk (setiap 4 hingga 6 minggu) selama musim tanam jika tanah Anda kurang nutrisi. Jika Anda sudah memiliki tanah kebun yang subur, kemungkinan besar tidak perlu memberikan pupuk tambahan pada tanaman mint.
Penyerbukan
Tanaman mint melakukan penyerbukan silang, artinya varietas yang berbeda akan saling melakukan penyerbukan jika ditanam berdekatan. Hal ini menghasilkan benih baru yang akan tumbuh sebagai hasil persilangan kedua tanaman. Agar tanaman tidak menghasilkan benih hibrida, tanamlah secara terpisah satu sama lain dalam wadah atau bedengan taman yang berbeda.
Baca juga:
Hama dan Penyakit Tanaman yang Umum
Mint biasanya tidak terkena hama atau penyakit. Namun, tanaman yang stres dapat diganggu oleh hama taman yang umum, termasuk lalat putih, tungau laba-laba, kutu daun, dan kutu putih. Tanaman mint terkadang dapat terkena karat, yang muncul sebagai bintik oranye kecil di bagian bawah daun. Gunakan fungisida, dan biarkan tanaman mengering di antara penyiraman.