Prihatin Penembakan di Gaza yang Tewaskan Warga Sipil, Uni Eropa Serukan Penyelidikan Transparan

JAKARTA - Pejabat Uni Eropa prihatin dengan peristiwa penembakan yang menewaskan seratusan warga sipil di Gaza, serta melukai ratusan lainnya, menyerukan penyelidikan yang transparan.

Setidaknya 112 orang tewas dan lebih dari 280 orang terluka dalam insiden di Kota Gaza Hari Kamis, kata pejabat kesehatan Palestina. Korban jiwa warga sipil kali ini merupakan yang terbesar dalam beberapa minggu terakhir, seperti dikutip dari Al Jazeera 1 Maret.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Hari Jumat mengungkapkan keprihatinannya dengan situasi yang terjadi, menegaskan kembali keberpihakan pada warga sipil.

"Sangat terganggu dengan gambar-gambar dari Gaza. Segala upaya harus dilakukan untuk menyelidiki apa yang terjadi dan memastikan transparansi," tulisnya di media sosial X.

"Bantuan kemanusiaan adalah penyelamat bagi mereka yang membutuhkan dan akses terhadap bantuan tersebut harus dipastikan," lanjutnya.

"Kami mendukung warga sipil, mendesak perlindungan mereka sejalan dengan hukum internasional," tegas von der Leyen.

Sementara, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kematian akibat peristiwa itu tidak bisa diterima, menyoroti pentingnya akses bantuan kemanusiaan.

"Saya ngeri dengan berita mengenai pembantaian lagi di kalangan warga sipil di Gaza yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan," tulisnya di X.

"Kematian-kematian ini benar-benar tidak bisa diterima, tandasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, pembunuhan lebih dari 100 orang yang tengah menunggu bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina, merupakan situasi yang memerlukan investigasi independen yang efektif, dikutip dari Reuters.

Hamas menyalahkan Israel Defense Forces (IDF) atas kematian tersebut. Namun, militer Israel mengatakan sebagian besar korban disebabkan oleh desak-desakan dan orang-orang yang tertabrak oleh kendaraan pasokan.