Massa Pendukung Anis-Muhaimin Demo di DPR Tuntut Laksanakan Hak Angket Turunkan Jokowi
JAKARTA - Ratusan masyarakat menggereduk gedung DPR RI untuk mendesak para anggota dewan menyegerakan penggunaan hak angket guna mengusut dugaan kecurangan Pilpres 2024.
Diduga massa aksi ini merupakan pendukung Paslon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ini.
Dari pantauan VOI di lokasi, mereka tergabung dalam kelompok masa seperti Aksi Rakyat untuk Perubahan serta Bunda dan Emak Militan (BEM AMIN). Kelompok massa aksi ini disebut akan semakin bertambah hingga menjelang sore hari.
"Kita selama ini sudah dibohongi dengan pemilu yang yang tidak jujur, TSM. Ibu-ibu siap berjuang?," ucap sang orator.
"Siapp," jawab peserta aksi yang membawa poster bergambar pasangan AMIN.
"Kita harus menikmati sumber daya alam kita, mari kita mendorong hak angket," lanjut orator.
Massa aksi ini membawa beberapa tuntutan, tiga paling utama yakni makzulkan Presiden Jokowi, hak angket hasil pilpres dan menurunkan harga bahan pokok.
Baca juga:
- Demokrat: Tidak Tepat Jika Hak Angket Dihubung-Hubungkan dengan Hasil Pemilu
- Rommy Pastikan PPP Bakal Dorong Hak Angket Usai Masa Reses DPR
- Kompolnas Respons Keluhan KPAI , Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro
- Usut Perundungan Siswa SMA Binus Serpong, Polisi Bakal Periksa Pemilik Warung ‘Ibu Gaul’
"Laksanakan hak angket, turunkan Jokowi, turunkan harga harga," seru orator
Berikut tuntutan aksi massa Bunda dan Emak Militan (BEM AMIN) :
1. Menolak kecurangan Pilpres 2024 yang terstruktur, sistematis dan masif
2. Mendukung hak angket disegerakan
3. Indonesia darurat, butuh Anies Baswedan untuk menyelesaikan persoalan bangsa
4. KPU jangan melakukan kriminalisasi atau hal-hal yang menciderai kejujuran tata laksana pemilu, maka KPU harus mendiskualifikasi paslon nomor 02 yang telah melakukan kecurangan melalui oknum quick count
5. Bunda dan Emak Militan (BEM AMIN) prihatin pada rezim Jokowi bersama paslon 02.
"Rakyat Indonesia tidak butuh makan siang, tapi butuh sembako murah dari petani Indonesia," tutup orator aksi.