Presiden Macron Sebut Pengiriman Pasukan ke Ukraina untuk Mengalahkan Rusia Tidak Dapat Dikesampingkan

JAKARTA - Presiden Emmanuel Macron mengatakan, pengiriman pasukan darat Barat ke Ukraina untuk mengalahkan tidak dapat dikesampingkan, usai menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin Eropa untuk membahas hal tersebut.

"Tidak ada kesepakatan malam ini untuk secara resmi mengirim pasukan ke lapangan, tetapi kami tidak bisa mengecualikan apa pun," katanya kepada wartawan, melansir CNN 27 Februari.

Presiden Macron mengatakan, konferensi bantuan untuk Ukraina mempertemukan perwakilan dari 27 negara anggota Uni Eropa termasuk 21 kepala negara dan pemerintahan, katanya.

"Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk mencegah Rusia memenangkan perang ini," kata Presiden Macron.

"Dan saya mengatakan ini dengan tekad, tetapi juga dengan kerendahan hati kolektif yang perlu kita miliki, mengingat dua tahun terakhir," lanjutnya.

"Orang-orang yang mengatakan 'tidak akan pernah' saat ini adalah orang-orang yang sama yang mengatakan tidak akan pernah ada pesawat terbang, tidak pernah ada rudal jarak jauh, tidak pernah ada truk. Mereka mengatakan semua itu dua tahun lalu. Banyak pihak yang mengatakan bahwa 'kami akan menawarkan helm dan kantong tidur,' dan sekarang mereka mengatakan kami perlu berbuat lebih banyak untuk mendapatkan rudal dan tank. Kita harus rendah hati dan menyadari bahwa kita selalu terlambat enam hingga delapan bulan," papar Presiden Macron yang juga mengumumkan koalisi baru akan dibentuk untuk memasok "misil dan bom" jarak menengah dan jauh ke Ukraina.

Mengutip The National News, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Polandia Andrzej Duda termasuk di antara para pemimpin dari sekitar 25 negara Eropa yang menghadiri konferensi tersebut.

Negara-negara lain mengirimkan menterinya, yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, serta perwakilan dari Amerika Serikat dan Kanada.

"Bersama-sama kita harus memastikan bahwa Putin tidak dapat menghancurkan pencapaian kita dan tidak memperluas agresinya ke negara lain," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pesan video singkat pada konferensi tersebut.

Sayangnya, para pejabat Barat mengakui bahwa Rusia mungkin akan lebih unggul dalam konflik tahun ini, karena Ukraina kehabisan senjata dan amunisi.

Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengatakan pada Hari Minggu, setengah dari bantuan militer Barat yang dijanjikan kepada Kyiv terlambat dikirimkan.