5 Cara Membangun Self-Esteem Tinggi pada Anak

JAKARTA - Self-esteem pada dasarnya merupakan cara anak memandang diri mereka sendiri, termasuk apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka dan kemampuan mereka dalam melakukan sesuatu. Hal ini terbentuk dari seberapa besar mereka merasa dicintai, dan seberapa besar dukungan dan dorongan (atau kritik) yang mereka terima dari orang-orang penting dalam hidup, seperti orang tua dan guru.

Self-esteem yang sehat bukanlah merasa sseombong, narsis, atau merasa berhak. Seimbangkan self-esteem anak dengan nilai-nilai penting lainnya seperti tanamkan rasa empati, bersikap baik hati, memiliki budi pekerti yang baik, beramal, dan memiliki rasa syukur.

Berikut VOI sajikan tujuh cara membangun self-esteem tinggi pada anak, dilansir dari Very Well Family, Selasa, 27 Februari.

Tunjukkan Cinta Tanpa Syarat Setiap Hari

Menunjukkan rasa cinta pada anak membuatnya merasa aman dan memiliki yang sangat penting bagi pandangan mereka tentang diri sendiri. Cinta tanpa syarat orang tua pada anak menjadi landasan bagi semua hubungan sehat dan kuat yang akan mereka bentuk di kemudian hari.

Jadi, peluklah anak saat berpamitan keluar rumah, berbaring bersama dan membaca buku, serta ungkapkan cinta setiap hari. Seiring pertumbuhan anak, landasan cinta ini akan membantu mereka membangun lingkaran sosial, berteman, dan menjalin ikatan dengan rekan satu tim.

Bermain Bersama dan Bersenang-senang

Saat Anda bermain dengan anak, itu menunjukkan kepada mereka bahwa Anda senang menghabiskan waktu bersama mereka dan Anda menghargai kebersamaan dengan mereka. Bersenang-senang bersama anak menawarkan banyak manfaat baik bagi anak maupun orang tua.

Anak-anak tidak hanya mengembangkan kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka menjadi orang yang menarik dan menghibur yang dapat membentuk ikatan sosial kuat. Namun penelitian menunjukkan peluang seorang anak untuk merasa bahagia meningkat dan risiko depresi dan kecemasan menurun ketika mereka terlibat dalam permainan yang sehat bersama orang tua.

Berikan Tanggung Jawab dan Tugas kepada Anak

Bertanggung jawab atas tugas-tugas yang sesuai dengan usianya akan memberi anak tujuan dan pencapaian. Meskipun mereka tidak melakukan sesuatu dengan sempurna, beri tahu anak bahwa Anda menghargai upaya mereka. Pujilah mereka atas semua hal yang dilakukan dengan baik. Dan yakinkan mereka bahwa seiring berjalannya waktu, mereka akan menjadi lebih baik dalam banyak hal, termasuk pekerjaan rumah.

Memiliki tugas dan tanggung jawab juga memberi anak-anak rasa kendali atas kehidupan mereka. Dan di saat segala sesuatunya tidak dapat diprediksi, memiliki tanggung jawab atas pekerjaan kecil di rumah bisa sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri dan ketahanan.

Mendorong Kemandirian

Tahun-tahun sekolah dasar adalah masa pertumbuhan kemandirian anak yang pesat. Pada saat mereka mencapai usia sekolah menengah, banyak anak yang mulai menghabiskan waktu sendirian di rumah, berjalan kaki ke sekolah sendirian, dan membantu adik-adiknya.

Penting untuk mengajari anak tumbuh mandiri. Dengan cara, biarkan mereka memikirkan cara berbicara sendiri dengan guru tentang masalah apa pun, mengatur tugas pekerjaan rumah, dan memastikan seragam sekolah sudah dikemas dan siap. Yang disebut Pengasuhan helikopter melemahkan kemampuan anak-anak untuk melakukan sesuatu sendiri dan berdampak negatif pada self-esteemnya. Hal ini juga merampas otonomi mereka.

Jangan Menghina Anak

Ketika anak berperilaku buruk atau melakukan sesuatu yang membuat Anda frustrasi, pastikan memisahkan perilaku tersebut dari anak Anda. Anda manusia—ketika anak membuat emosi, Anda mungkin akan kesal atau bahkan marah. Mengalami perasaan-perasaan ini adalah hal yang wajar, namun jangan sampai menjelek-jelekkan atau mempermalukan anak.

Sebaliknya, bicaralah pada anak dengan tenang. Jangan berteriak. Keluarkan emosi tapi jangan sampai marah-marah. Cara yang baik untuk melakukan hal ini adalah dengan menggunakan konsekuensi alami dan logis, dan berbicara kepada anak dengan nada yang menyenangkan dan ramah.