Menhan Gallant Sebut Israel akan Meningkatkan Tekanannya Terhadap Hizbullah meski Ada Gencatan Senjata di Gaza
JAKARTA - Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Israel akan meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah, sebagai tanggapan atas serangan harian kelompok militan itu terhadap wilayahnya, meski ada potensi gencatan senjata konflik di Gaza.
"Kami berencana untuk meningkatkan daya tembak terhadap Hizbullah, yang tidak dapat menemukan pengganti komandan yang kami singkirkan," kata Menhan Gallant saat berkunjung ke markas Komando Utara IDF di Safed, dilansir dari The Times of Israel 26 Februari.
"Jika terjadi gencatan senjata sementara di Gaza, kami akan meningkatkan serangan di utara, dan akan terus berlanjut hingga Hizbullah ditarik sepenuhnya (dari perbatasan) dan kembalinya penduduk ke rumah mereka," katanya, mengacu pada sekitar 80.000 warga Israel mengungsi akibat serangan Hizbullah.
Sebelumnya, Menhan Galant berulang kali mengatakan akan memukul mundur Hizbullah keluar dari Sungai Litani di Lebanon selatan melalui penyelesaian politik atau tindakan militer.
"Kami menargetkan para aktivis dan menargetkan para pemimpin Hizbullah. Kami akan bergerak maju dan menyerang mereka," jelasnya, dikutip dari Anadolu.
"Jika ada yang berpikir ketika kita mencapai kesepakatan untuk melepaskan sandera di selatan (di Jalur Gaza) dan penembakan dihentikan sementara, maka hal itu akan meringankan apa yang terjadi di sini, maka dia salah," tandasnya.
Baca juga:
- Uji Coba Peluncuran Rudal Trident Inggris Bulan Lalu Gagal, Jatuh Dekat Kapal Selam yang Membawa Menteri Pertahanan
- AS Veto Rancangan Resolusi DK PBB saat Korban Jiwa di Gaza Tembus 29.300 Jiwa, Hamas: Menambah Penderitaan Rakyat
- Donald Trump Puji Mendiang Navalny Sebagai Pemberani tapi Seharusnya Tidak Kembali ke Rusia
- PM Netanyahu Tegaskan Israel Tidak akan Membayar Berapa pun Harga untuk Membebaskan Sandera di Gaza
"Tujuannya sederhana, untuk mendorong Hizbullah kembali ke posisi yang seharusnya. Entah dengan kesepakatan, atau kami akan melakukannya dengan paksa," tambah Menhan Gallant.
Diketahui, faksi Hizbullah dan Palestina di Lebanon setiap hari saling baku tembak dengan tentara Israel sejak 8 Oktober, dengan latar belakang perang Israel - Hamas yang terjadi di Gaza yang menghancurkan di Jalur Gaza, mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka di kedua belah pihak, selain korban jiwa di kalangan warga sipil Lebanon.