Rusia: Bicara dengan AS Soal Senjata Nuklir Luar Angkasa Sangat Tak Produktif
JAKARTA - Pembicaraan antara Rusia dan AS terkait pengerahan senjata nuklir luar angkasa terbukti "sangat tidak produktif", kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.
Mengutip sejumlah pejabat AS, Wall Street Journal pada Jumat (23/2) melaporkan Washington secara diam-diam telah memperingatkan Moskow untuk tidak mengerahkan senjata nuklir antisatelit karena dianggap melanggar Perjanjian Luar Angkasa dan mengancam kepentingan nasional AS.
"Tidak ada kemajuan dalam urusan ini. Alasannya jelas, absurditas tuduhan AS bahwa kami bermaksud mengerahkan sejumlah sistem persenjataan nuklir di luar angkasa," kata Ryabkov kepada pers dilansir ANTARA dari Sputnik, Sabtu, 24 Februari.
"Seperti yang telah ditegaskan baru-baru ini, dan seperti yang dikatakan Presiden (Rusia Vladimir Putin), kami tidak berniat seperti itu … pembicaraan tentang hal ini benar-benar tidak produktif," katanya, menambahkan.
Dia juga mengatakan Rusia tidak akan menarik diri dari Perjanjian Luar Angkasa 1967 tersebut, yang melarang pengerahan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal ke luar angkasa.
"Tidak, kami tidak mempertimbangkan (kemungkinan untuk keluar dari perjanjian itu)," kata Ryabkov.
Baca juga:
- JK: Hak Angket Hilangkan Kecurigaan Dugaan Kecurangan Pemilu
- Fraksi PAN Tolak Hak Angket Kecurangan Pemilu: Sengketa Selalu Diselesaikan Lewat MK
- Jusuf Kalla Respons Hak Angket Kecurangan Pemilu: Kecuali Ada Apa-apa, Tentu Takut
- Sekjen Guterres Desak Rusia Patuhi Piagam PBB, Kebrutalan terhadap Ukraina Harus Dipertanggungjawabkan
Dia juga mengatakan pembocoran informasi oleh AS tentang pembicaraan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dengan Penasihat Kebijakan Luar Negeri Presiden Rusia Yury Ushakov tidak bisa diterima, karena kedua pihak sepakat untuk merahasiakannya.
AS belum memberikan bukti apa pun atas tuduhannya bahwa Rusia berencana mengerahkan senjata nuklir ke luar angkasa, kata Ryabkov.