Anak Nelayan hingga Petambak Ikan Bisa Jadi Taruna-Taruni KKP, Begini Caranya

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali membuka penerimaan peserta didik baru (Pentaru) di satuan pendidikan tinggi lingkup KKP Tahun Akademik 2024/2025. Pendidikan tersebut gratis dan ditujukan bagi anak para pelaku perikanan.

Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, 100 persen kuota Pentaru ditujukan bagi anak pelaku perikanan, seperti nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan serta petambak garam dengan biaya pendidikan gratis.

Program itu diluncurkannya bersamaan dengan peluncuran Kartu Taruna pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) Tahun 2024 di Surabaya, Jawa Timur.

"Saya sudah senang semenjak 2023 lalu penerimaan taruna-taruni difokuskan kepada 100 persen anak-anak nelayan dan pembudidaya. Saya berharap ini menjadi sebuah kebijakan yang terus dilakukan. Kenapa demikian? Beginilah cara kami mengubah kultur sumber daya manusia. Beginilah cara kami mengubah masyarakat pesisir dan nelayan kami. Setelah kami didik dalam kurun waktu yang akan datang mereka menjadi lebih sejahtera," ujar Trenggono dikutip dari laman resmi KKP, Sabtu, 24 Februari.

Trenggono berharap, dengan adanya program merdeka belajar maka taruna-taruni diterjunkan ke pelaku-pelaku yang ada di dalam negeri.

"Ini tidak lain untuk memberikan bekal pengalaman kepada seluruh taruna yang kami didik agar mereka betul-betul siap menjadi manusia unggul dan dapat bersaing di tingkat global," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) KKP I Nyoman Radiarta mengatakan, ada tiga program pada Pentaru.

Pertama, Program Diploma I yang berada pada Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi. Kedua, Program Diploma III yang berada pada Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP) di Dumai, Karawang, Pangandaran, Sidoarjo, Jembrana, Kupang, Bitung, Bone dan Sorong.

Ketiga, ada Program Diploma IV berada pada Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) di lima kampus, yaitu Jakarta (kampus utama), Aceh, Pariaman, Lampung, Tegal dan Maluku.

Nyoman menyebut, seluruh satuan pendidikan tersebut menerima peserta didik 100 persen anak pelaku utama kelautan dan perikanan dengan biaya gratis, kecuali Politeknik KP Sidoarjo sebagai satuan pendidikan KKP satu-satunya yang menerima peserta didik sebanyak 80 persen dari masyarakat umum.

Sebab, Politeknik KP Sidoarjo telah ditetapkan sebagai Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU).

"Penetapan sebagai PK BLU ini dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (Kepmenkeu) Nomor 526/KMK.05/2021 tentang penetapan status PK BLU Balai Pelatihan dan Penyuluhan Tegal dan Politeknik KP Sidoarjo," ucap dia.

Sekadar informasi, satuan pendidikan lingkup KKP menerapkan sistem pendidikan vokasi dengan pendekatan teaching factory, yang memasukkan dunia usaha dan industri pada kurikulum pendidikan. Porsinya sebesar 70 persen untuk praktik dan 30 persen teori.

Program studi di KKP mencakup penangkapan ikan, mekanisasi/permesinan perikanan, budi daya ikan, pengolahan hasil perikanan, agribisnis perikanan, patologi perikanan, kelautan, konservasi serta ekowisata bahari.

Para lulusan tidak hanya mendapatkan ijazah, tetapi juga memperoleh sertifikat keahlian dan kompetensi berstandar nasional serta internasional yang diakui oleh dunia usaha dan industri, baik di dalam maupun luar negeri.