Begini Jurus dan Strategi Bisnis Sido Muncul di Tahun Naga Kayu
JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyiapkan sejumlah jurus untuk memperbaiki kinerja penjualan perseroan di Tahun Naga Kayu. Langkah ini diambil usai produsen Tolak Angin ini membukukan mencatatkan kinerja keuangan yang kurang memuaskan di 2023.
Sebagai informasi, laba bersih perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhir tahun 2023 mencapai Rp950,64 miliar. Jumlah ini menurun 13,95 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp1,10 triliun. Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat.
Sementara dari sisi penjualan, perseroan berhasil meraup Rp3,56 triliun, atau mengalami penurunan sebesar 7,75 persen secara tahunan dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp3,86 triliun.
"Hal itu sebagai akibat dari melemahnya daya beli dan inflasi pangan yang cukup tinggi di tahun 2023," jelas manajemen Sido Muncul.
Meskipun dihadapkan pada kondisi ekonomi yang menantang, SIDO tetap berhasil mempertahankan pangsa pasar, terutama pada produk andalannya yaitu Tolak Angin. Hingga akhir tahun 2023, minuman penolak masuk angin ini berhasil menguasai 72 persen pangsa pasar.
Lantas untuk menolak kinerja 2024 yang masuk angin, SIDO masih akan terus berinovasi melalui perluasan portofolio produk antara lain Alang Sari Cool (produk siap minum), Sido Muncul Vitamin C+D (produk siap minum), Esemag (Herbal), Sari Kunyit Plus (Herbal), dan Female Balance (Herbal).
Manajemen SIDO mengungkapkan bahwa bisnis siap minum (RTD) mengalami pertumbuhan sebesar 42 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh tanggapan positif terhadap peluncuran produk Alang Sari Cool dan Sido Muncul Vitamin C+D (VCD).
Dilihat dari kinerjanya per kuartal, SIDO sukses mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,2 triliun pada kuartal IV 2023. Angka ini menunjukkan kenaikan lebih dari 70 persen quarter-on-quarter (QoQ) dibandingkan dengan kuartal III 2023. Selain itu, penjualan ekspor juga mengalami pertumbuhan lebih dari 80 persen secara QoQ.
Analis Stockbit Sekuritas Edi Chandren mengungkapkan bahwa kinerja SIDO sepanjang 2023 telah melampaui ekspestasi konsesus di tengah berbagai tantangan ekonomi. Ia juga meyakini emiten jamu ini mampu mengarungi 2024 dengan kinerja yang impresif.
"Laba bersih 2023 melampaui (108 persen) ekspektasi konsensus. Hasil itu ditopang oleh kinerja kuat pada 4Q23, dengan laba bersih sebesar Rp364 miliar (+162,9 persen qoq, -5.3 persen yoy)," jelasnya dalam riset baru-baru ini.
Baca juga:
Ia juga mengungkapkan bahwa kinerja SIDO pada kuartal IV 2023 sendiri didorong oleh pemulihan pendapatan yang mencapai Rp1,2 triliun (+70 persen qoq, -3,8 persen yoy).
"Margin juga pulih signifikan secara kuartalan berkat kenaikan beban pokok penjualan (+43,1 persen qoq) dan beban usaha (+8,7 persen qoq) yang jauh lebih moderat dibandingkan pendapatan," imbuhnya.
Setelah ini, lanjut Edi, kinerja SIDO akan pulih pada 2024, walaupun tidak terlalu signifikan. Pemulihan kinerja perseroan akan didorong oleh daya beli masyarakat yang lebih baik, sehingga penjualan bisa kembali bertumbuh positif.
"Perbaikan daya beli masyarakat sendiri akan didukung oleh pembelanjaan terkait kampanye pada tahun politik, kenaikan anggaran program perlindungan sosial, dan tingkat inflasi yang kembali rendah di level 2-3 persen," pungkas Edi.