Setelah 17 Tahun Beroperasi, Misi Cartosat-2 Milik India Resmi Berakhir

 

JAKARTA – Waktu beroperasi untuk Cartosat-2, satelit pencitraan beresolusi tinggi milik Organisai Riset Antariksa India (ISRO) telah berakhir. Satelit tersebut telah memasuki atmosfer pada 14 Februari.

Cartosat-2 diluncurkan pada tahun 2007. Satelit dengan berat 680 kilogram itu dirancang untuk beroperasi di Orbit Sinkron Matahari (SSO) dengan ketinggian 635 kilometer. Namun, pada tahun 2020, ISRO menurunkan ketinggian orbitnya.

Penurunan perige atau titik terdekat bulan terhadap Bumi dilakukan untuk mematuhi pedoman internasional. Dengan bahan bakar yang tersisa di Cartosat-2, ISRO mengubah ketinggiannya menjadi 380 kilometer untuk memitigasi sampah antariksa.

“Hal ini termasuk mengurangi risiko tabrakan dan memastikan pembuangan akhir masa pakai yang aman, mengikuti rekomendasi dari organisasi-organisasi seperti Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Penggunaan Damai Luar Angkasa (UN-COPOUS) dan Komite Koordinasi Puing-Puing Luar Angkasa (IADC),” kata ISRO melalui situs resminya.

Sebelum menyentuh atmosfer, ISRO memadamkan listrik di satelit tersebut, tetapi sistem pelacaknya masih aktif hingga proses de-orbit selesai. Saat berada di ketinggian 130 kilometer, frame telemetri mengonfirmasi bahwa satelit telah rusak.

Setelah masuk dan terbakar di atmosfer, Cartosat-2 menuju ke permukaan bumi dan mendarat di atas Samudra Hindia. Dengan berhasilnya proses de-orbit Cartosat-2, ISRO telah menghindari penumpukan sampah di luar angkasa.

“Keberhasilan Cartosat-2 untuk dalam melakukan de-orbit di akhir masa pakainya merupakan sebuah langkah penting bagi ISRO dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang dari kegiatan luar angkasa,” jelas ISRO.