Korban Tewas Warga Palestina di Gaza Bertambah Jadi 28.663 Jiwa saat Israel Berencana Menyerang Rafah

JAKARTA - Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah mencapai 28.663 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut pada Hari Kamis.

Setidaknya 28.663 warga Palestina kini telah tewas dalam serangan tanpa henti Israel di Gaza sejak 7 Oktober, demikian konfirmasi Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut pada hari Kamis.

Pernyataan kementerian juga menambahkan, sekitar 68.395 orang lainnya juga terluka dalam serangan yang sedang berlangsung.

"Setidaknya 87 orang tewas dan 104 lainnya terluka dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir," kata pernyataan kementerian, dilansir dari Daily Sabah 16 Februari.

"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambah kementerian.

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara, 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Terbaru, rencana Israel untuk melakukan operasi militer di Rafah, selatan Gaza, usai operasi di wilayah utara, menimbulkan kekhawatiran akan terus bertambahnya korban warga sipil. Rafah sendiri dipadati pengungsi warga Palestina yang berlindung dari perang di Gaza.

Kepala bantuan kemanusiaan PBB pada Hari Kamis memperingatkan kemungkinan limpahan warga Palestina yang mengungsi di Rafah ke Mesir, jika Israel melancarkan operasi militer terhadap kota perbatasan tersebut.

Ini merujuk pada rencana Israel untuk memperluas operasi militernya ke Rafah yang berada di selatan Gaza, setelah pekan lalu melancarkan operasi khusus dan serangan udara terhadap kota tersebut.

"Kemungkinan operasi militer di Rafah, dengan kemungkinan penutupan perlintasan (perbatasan), dengan kemungkinan tumpahan, semacam mimpi buruk Mesir, adalah sesuatu yang ada di depan mata kita," kata Martin Griffiths, melansir Reuters.

Lebih jauh Griffiths mengatakan, anggapan bahwa masyarakat Gaza bisa mengungsi ke tempat yang aman adalah sebuah "ilusi".

"Kita semua harus berharap teman-teman Israel dan mereka yang peduli terhadap keamanan Israel memberi mereka nasihat yang baik saat ini," ujar Griffiths.

Lebih dari satu juta warga Palestina berdesakan di Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, perbatasan dengan Mesir. Banyak di antara mereka yang tinggal di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara setelah melarikan diri dari pemboman Israel di tempat lain di Gaza.