Badan Amal Medis Kutuk Perintah Evakuasi Pasien hingga Pengungsi di Rumah Sakit Gaza

JAKARTA - Badan amal medis Doctors Without Borders mengutuk perintah evakuasi yang dikeluarkan militer Israel, kepada staf, pasien dan pengungsi dari Rumah Sakit Nasser di Gaza pada Hari Selasa.

Staf organisasi tersebut tetap berada di kompleks medis di Khan Younis pada Hari Rabu untuk merawat pasien, "di tengah kondisi yang hampir mustahil,” kata badan tersebut yang juga dikenal sebagai Médecins Sans Frontières (MSF), dalam sebuah pernyataan, melansir CNN 15 Februari.

Telah terjadi pertempuran sengit di dekat Rumah Sakit Nasser selama berminggu-minggu, yang menjebak staf, pasien, dan pengungsi di dalam kompleks medis dengan “sangat sedikit akses terhadap pasokan penting,” kata MSF.

"Orang-orang terpaksa berada dalam situasi yang mustahil: tinggal di rumah sakit Nasser tanpa perintah militer Israel dan menjadi target potensial, atau keluar dari kompleks tersebut ke dalam lanskap apokaliptik di mana pemboman dan perintah evakuasi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari," terang Lisa Macheiner, seorang koordinator proyek MSF di Gaza.

"Rumah sakit harus dianggap sebagai tempat yang aman dan bahkan tidak boleh dievakuasi," tandasnya.

Dengan banyaknya kerusakan yang terjadi di bagian utara Gaza dan serangan yang terjadi di bagian selatan wilayah kantong yang terkepung, MSF mengatakan banyak orang tidak memiliki tempat yang aman untuk mengungsi.

"Orang-orang bertanya kepada kami, ‘Di mana yang aman? Ke mana kita harus pergi?’, tapi tidak ada jawaban untuk itu, dan itu benar-benar menimbulkan rasa putus asa," tandas Macheiner.

Sebelumnya, sejumlah dokter dan pejabat mendis di Gaza mengatakan, penembak jitu (sniper) Israel menembak mati sejumlah orang yang mencoba meninggalkan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan selama beberapa hari terakhir.

Seorang ahli bedah trauma di rumah sakit mengatakan, dia adalah saksi mata penembakan tersebut dan mengatakan setidaknya dua orang dibunuh oleh penembak jitu pada Hari Selasa, dengan lebih banyak lagi yang tertembak dan terluka.

Padahal, Israel Defense Forces (IDF) telah memerintahkan staf rumah sakit dan pasien di dalam kompleks medis itu untuk mengungsi, mengatakan pihaknya telah "membuka rute aman" bagi warga sipil untuk keluar.

Namun, setidaknya delapan orang yang mencoba melarikan diri di sepanjang rute tersebut mendapat tembakan pada Hari Selasa, kata ahli bedah tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.