Diserang Tuduhan Negatif Jelang Pencoblosan, Prabowo: Kalau Tak Bisa Bunuh Orangnya, Bunuh Reputasinya
JAKARTA - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, merespons santai banyaknya tuduhan negatif terhadap dirinya jelang hari pencoblosan Pemilu 2024 belakangan ini. Menurutnya, pembunuhan karakter sudah biasa dalam setiap gelaran pesta demokrasi demi menjegal kemenangan salah satu paslon yang sudah unggul.
"Ini selalu dalam sejarah terjadi. Jadi saya anggap itu biasa, kalau tidak bisa bunuh orangnya, bunuh reputasinya, bunuh namanya, bunuh karakternya. Itu kita sudah mengerti lah," ujar Prabowo kepada wartawan di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 14 Februari.
Menteri Pertahanan itu mengatakan, jika masyarakat belajar sejarah maka hal itu sudah menjadi resiko. Sebab kata Prabowo, dalam setiap pergantian pimpinan, pasti ada yang berhasil dan yang tidak berhasil. Dia hanya berpesan, jangan mudah terpancing oleh berbagai tuduhan negatif.
"Negara sebesar kita dan sekaya kita, negara sepenting kita, pasti banyak yang melirik. Jadi kita waspada, janganlah kita masuk perangkap suatu permainan-permainan besar," imbaunya.
Karena itu, mantan Danjen Kopassus itu tak mau ambil pusing dengan tuduhan-tuduhan yang bersifat fitnah dan hoaks. Seperti yang paling anyar, Prabowo dituding terlibat dalam korupsi pembelian pesawat bekas dari Qatar.
"Itu sudah bagi saya nggak ada masalah, yang penting rakyat. Saya yang penting rakyat, saya nggak peduli orang, pasti orang yang takut sama saya, pasti cari semua. Apa sih takutnya dari saya?," ucapnya.
Baca juga:
- Unggul di Quick Count, Gibran: Tunggu Sampai Penghitungan Selesai, Dibikin Santai Saja
- Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count, Zulhas Optimistis Pilpres Satu Putaran
- Lihat Hasil Suara di TPS 60, Anak Anies Baswedan: Insyallah AMIN Menang
- Prabowo Tunggu Hasil Pilpres 2024: Saya Pasrah, Apa pun Keputusan Yang Maha Kuasa Saya Terima
Ketua Umum Gerindra itu mengaku heran, pihak-pihak lawan begitu takut jika ia sampai menjadi presiden. Padahal, Prabowo mengatakan, dirinya hanya punya cita-cita mulia untuk bangsa Indonesia.
"Saya ingin menegakkan kebenaran kok mereka takut? Saya ingin hilangkan korupsi mereka takut, saya inginkan rakyat saya sejahtera, saya ingin rakyat saya tidak lapar. Saya ingin tidak ada orang usia 70 tahun narik becak, itu keinginan saya. Apa yang ditakuti, saya nggak takut kok, saya membela kebenaran. Saya nggak perlu apa-apa lagi, saya hanya mau membela kebenaran. Saya mau bela, saya tidak mau lihat orang miskin di Indonesia," pungkasnya.