Kutuk Serangan Israel ke Rafah, Kemlu RI: Bagian dari Strategi untuk Memaksa Bangsa Palestina Keluar dari Tanah Mereka
JAKARTA - Indonesia mengutuk keras serangan Israel di Kota Rafah yang terletak di selatan Jalur Gaza, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan seringan tersebut.
Operasi gabungan oleh Israel Defense Forces (IDF), dinas keamanan domestik Israel Shin Bet dan Unit Polisi Khusus di Rafah membebaskan Fernando Simon Marman (60) dan Louis Hare (70) kata militer Israel Hari Senin.
Militer mengatakan, keduanya diculik oleh Hamas dari Kibbutz Nir Yitzhak pada 7 Oktober, kondisinya baik dan dibawa ke Kompleks Medis Tel Hashomer (Sheba Medical Center). Pada saat yang sama, lanjutnya, serangan udara dilakukan untuk memungkinkan pasukan ditarik dari lokasi operasi.
"Indonesia mengutuk keras serangan udara ke penampungan warga Gaza di Rafah, yang telah memakan korban jiwa, dan rencana serangan daratnya," tulis Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu M. Iqbal dalam keterangan kepada wartawan, Selasa 13 Februari.
Serangan Israel di Rafah terjadi sehari setelah Presiden Biden melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menegaskan kembali pendiriannya bahwa militer Israel tidak boleh melanjutkan serangan darat di Rafah "tanpa rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan" untuk menjamin keselamatan warga sipil.
"Serangan tersebut diyakini merupakan bagian dari skenario besar Israel untuk memaksa bangsa Palestina keluar dari tanah mereka dan sekaligus menghilangkan masa depan kemerdekaan Palestina," kata Iqbal.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan kepada CNN, sedikitnya 94 orang tewas akibat serangan Israel terhadap Kota Rafah. Kementerian juga mengatakan masih dalam proses pengambilan dan identifikasi jenazah, dan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.
Baca juga:
- Ingin AS dan Presiden Biden Ambil Tindakan, Diplomat Uni Eropa: Netanyahu Tidak Mendengarkan Siapa Pun
- Presiden Biden dan Raja Abdullah II Soroti Serangan Israel Terhadap Kota Rafah
- Khawatir Langgar Hukum Internasional, Pengadilan Belanda Larang Ekspor Suku Cadang Jet Tempur Siluman F-35 ke Israel
- Kecam Serangan Israel ke Rafah dan Kritik Pernyataan PM Netanyahu, Jubir Palestina: Tidak Ada Tempat Aman di Gaza
Sementara, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan lebih dari 100 orang tewas akibat serangan di Rafah. PRCS menambahkan, masih banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan jumlah korban tewas mungkin bertambah.
Diketahui, Kementerian Kesehatan di Gaza hanya memperbarui jumlah korban tewas setelah jenazah diidentifikasi, menjadikan adanya perbedaan dengan jumlah yang dilaporkan oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.
"Indonesia sekali lagi mendesak Dewan Keamanan PBB, untuk segera bertindak menghentikan serangan Israel tersebut. Hukum Humaniter Internasional harus ditegakkan," pungkas Iqbal.