Harga Kapasitas Satelit Global Anjlok Setelah Starlink Muncul
JAKARTA – Euroconsult, perusahaan konsultan untuk sektor luar angkasa, membagikan analisis mengenai harga bandwith atau kapasitas satelit. Laporan tersebut menunjukkan adanya pergeseran harga.
Selama lima tahun terakhir, harga kapasitas satelit terus menurun karena berbagai faktor. Salah satunya terjadi karena satelit High-Throughput (HTS) dari operator geostasioner dan satelit non-geostationary orbit (NGSO) semakin banyak bermunculan.
Salah satu satelit NGSO yang paling banyak dikenali adalah Starlink. Sejak SpaceX memasok satelit tersebut secara masif, harga kapasitas rata-rata global turun hingga 77 persen. Penurunan ini terjadi hanya dalam wktu lima tahun.
“Penurunan ini lebih terlihat jelas di pasar data karena melimpahnya pasokan dari NGSO (terutama Starlink) dan sistem HTS, sementara pasar video mengalami penurunan yang lebih kecil,” ungkap Euroconsult dalam laporan yang dirilis.
Sementara itu, Konsultan Senior Euroconsult Grace Khanuja mengatakan bahwa operator satelit memperoleh pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) sebesar 260 dolar AS (Rp4 juta) per bulan untuk setiap kapasitas megabit per detik.
Baca juga:
- Artis Buta Warna dan Sahabatnya Menjadi Cyborg dengan Implan Sensor, Melalui Teknologi Transhumanis
- Ahli: Kecerdasan Buatan Bisa Akhiri Umat Manusia dalam Lima Cara
- Pemerintah AS Peringatkan Warga Tentang Lonjakan Kasus 'Sextortion' dari AI yang Mengancam
- Platform X Kembangkan Fitur Revisit Your Bookmark
Pendapatan ARPU pada tahun 2023 ini dipengaruhi oleh kehadiran Starlink. Pasalnya, satelit milik SpaceX itu memiliki harga yang sangat terjangkau sehingga memicu perubahan struktural dalam layanan yang ditawarkan di industri.
“Harga Starlink yang ramah kantong dan ketersediaan paket layanan yang lebih tinggi telah memicu perubahan struktural dalam industri dari penyewaan kapasitas grosir ke solusi yang lebih terkelola yang menciptakan gelombang penyelarasan strategi antar pemain,” kata Khanuja.
Konsultan tersebut menjelaskan bahwa operator lebih memilih untuk melayani pelanggan akhir secara langsung melalui layanan yang terkelola. Dampaknya, penyedia layanan banyak beralih dari manajemen kapasitas dan fokus pada nilai tambah.
Sejauh ini, SpaceX telah memiliki lebih dari 5.400 satelit broadband Starlink. Dari ribuan satelit tersebut, SpaceX telah memiliki 2,2 juta pelanggan dari berbagai negara. Dengan demikian, tidak mengherankan jika kehadiran Starlink bisa mengubah harga pasar.