AstraZeneca Bilang Bakal Pasok 180 Juta Vaksin COVID-19, Uni Eropa Was-Was

JAKARTA - Produsen vaksin COVID-19 AstraZeneca mengatakan akan mengirim 180 juta dosis  vaksin COVID-19 ke Eropa pada kuartal kedua tahun 2021, termasuk 20 juta vaksin ke Italia. Namun, hal ini membuat pejabat Uni Eropa tetap was-was tentang pasokan vaksin. 

CEO sekaligus Kepala AstraZeneca di Italia Lorenzo Wittum mengatakan kepada harian Il Corriere della Sera, Italia akan menerima lebih dari 5 juta dosis vaksin pada akhir Maret, kurang dari 8 juta dosi vaksin yang disepakati sebelumnya, namun secara keseluruhan mengarah pada total 25 juta dosis vaksin pada Juni. 

Kementerian kesehatan Italia pada 12 Februari merevisi rencana vaksinasi, menurunkan dosis yang diharapkan dari AstraZeneca pada kuartal kedua menjadi sekitar 10 juta dari 18 juta yang terlihat dalam rencana sementara pada Januari.

Dalam sebuah pernyataan pada Hari Selasa, perusahaan mengatakan bertujuan untuk mengirimkan 180 juta dosis ke Uni Eropa pada kuartal kedua, setengahnya dari pabrik di luar Eropa.

“AstraZeneca berperilaku seperti penjual mobil bekas yang tidak dapat diandalkan. Mendapatkan data yang dapat diandalkan dari perusahaan ini masih merupakan tantangan," kata anggota parlemen Uni Eropa Esther de Lange, melansir Reuters.

Pernyataan Wakil Presiden Partai Rakyat Eropa yang terbesar di Parlemen Uni Eropa ini, merujuk pada pertanyaan terkait jaringan pasokan perusahaan setelah pengumuman pengiriman dari luar Eropa. 

Pejabat UE yang terlibat dalam pembicaraan dengan perusahaan tersebut mengatakan, AstraZeneca tidak memberikan kejelasan tentang situs global mana yang akan memasok Uni Eropa. Dan, apakah apakah pembatasan ekspor serta masalah peraturan dapat menghambat pasokan. Pejabat itu mengatakan, pengumuman tersebut perlu disempurnakan dengan komitmen konkret agar dianggap kredibel.

Seorang juru bicara Komisi mengatakan pada Hari Kamis, bahwa Uni Eropa sedang berbicara dengan perusahaan produsen vaksin untuk memastikan pengiriman tepat waktu dalam jumlah yang cukup.

Kendati AstraZeneza mengirim 180 juta dosis vaksin COVID-19 pada kuartal kedua, tetap kehilangan kewajiban kontrak untuk mengirimkan 300 juta dosis vaksin pada akhir Juni. Jika tidak meningkatkan pasokan pada kuartal pertama yang telah dipotong menjadi 40 juta dosis dari 90 juta dosis dan memberikan 30 juta dosis sejak Desember.

Selain itu, AstraZeneca dan Pfizer juga sempat 'berselisih' dengan Uni Eropa terkait pasokan vaksin COVID-19 pada Januari 2021 lalu.