Harus Tahu! Satgas COVID-19 Tak Sarankan Pakai Kalung Tali Masker yang Lagi Tren
JAKARTA - Ada kalanya seseorang mesti melepas maskernya dalam beraktivitas di masa pandemi. Contohnya, ketika makan dan minum. Seiring berkembang waktu, bermunculan aksesori penunjang pemakaian masker, yaitu kalung tali masker atau strap mask.
Kalung ini berfungsi sebagai penggantung masker ketika sedang dilepas, serta menunjang penampilan. kalung tali masker kini tengah menjadi tren yang digunakan banyak orang. Terlebih, harga yang dijual di pasaran cukup murah, sekitar Rp5 ribu sampai Rp25 ribu.
Namun, ternyata penggunaan kalung tali masker tidak direkomendasikan. Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K. Ginting menyebut, masker yang digantung di leher menggunakan kalung meningkatkan risiko penularan COVID-19.
Pertama, ketika sedang mengenakan masker dalam beraktivitas dan mengobrol, kemungkinan besar virus akan menempel di bagian luar masker.
Kemudian, bisa saja seseorang, dengan tanpa sadar menyentuh bagian luar masker tanpa cuci tangan kembali. Lalu, ketika masker dilepas dan dikaitkan pada kalung tali masker, ada kemungkinan tangan juga menyentuh bagian dalam masker.
"Yang kita khawatirkan adalah naik-turunnya masker. Bila jari-jari kita menyentuh bagian luar masker, dan kemudian kita memasang kembali, pengaitnya kena bagian dalam. Di situ masalahnya," kata Alexander dalam tayangan Youtube BNPB Indonesia, dikutip VOI pada Kamis, 25 Februari.
Baca juga:
- Didampingi Anies Baswedan dan Menkes Budi, Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi COVID-19 untuk Guru
- PKS Aceh Wajibkan Kadernya Ikut Vaksinasi COVID-19 Seperti Arahan Jokowi
- Alasan Bangun Food Estate di Sumba Tengah, Jokowi: 34 Persen Kemiskinan Ada di Sini
- Wanti-wanti Jokowi Soal Karhutla: Jangan Sampai Kita Malu saat Asean Summit
Selain itu, ketika bepergian ke ruang publik, lalu masker dilepas dan dikaitkan pada kalung tali masker, otomatis masker akan menempel di pakaian. Ada kemungkinan virus dapat bertransmisi dari pakaian atau kerudung yang dikenakan.
"Kemungkinan virusnya menempel di bagian luar ketika kita mengobrol atau ke ruang publik. Bisa ke leher atau pakaian kita. Kalau itu kita turunkan masker ke bawah, Mungkin saja bisa kena ke hijab atau baju. Dari situ akan terkena virus," jelas dia.