Satgas: Kesadaran Prokes Pengelola Ruang Publik Alami Penurunan
ILUSTRASI/DOK VOI- Mahesa ARK

Bagikan:

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 membeberkan kesadaran protokol kesehatan (prokes) yang dijalankan oleh pengelola ruang publik mengalami penurunan di saat laju kasus COVID-19 kembali menunjukkan peningkatan.

“Kalau kita perhatikan dari data sekarang, mulai banyak institusi yang tidak lagi menerapkan protokol kesehatan. Misalkan, di tempat-tempat wisata atau di tempat publik,” kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi dilansir ANTARA, Senin, 15 Agustus.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, penurunan kepatuhan protokol kesehatan nampak dari banyak tempat wisata yang tidak lagi secara cermat memeriksa hasil check in melalui Aplikasi PeduliLindungi saat mau masuk ke tempat tersebut, ditemukannya deteksi atau pemeriksaan suhu yang tidak berfungsi, termasuk tempat cuci tangan yang tidak dapat digunakan.

Hal tersebut terjadi di saat pandemi COVID-19 menunjukkan tren oisitivity rate menyentuh angka 11,4 persen dengan keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit enam persen. Kasus aktif yang ditemukan di Indonesia kini sudah lebih dari 53.000.

Padahal, berdasarkan data BPS yang dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2022, kesadaran masyarakat sudah menyentuh 91,6 persen. Artinya, masyarakat sudah memahami risiko bahaya yang terjadi akibat penularan yang luas.

Karenanya, Satgas meminta agar kepatuhan protokol kesehatan yang dijalankan oleh masyarakat harus dibarengi oleh ketaatan institusi atau pengelola ruang publik. Apalagi, kini pemakaian masker menjadi kunci utama untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Pengetahuan masyarakat untuk menggunakan masker ataupun menjaga jarak sudah cukup didapatkan dari pengalaman pandemi di tahun-tahun sebelumnya.

Dia berharap pada tahun ini Indonesia bisa menuju endemi secara perlahan sesuai dengan instruksi yang diberikan Presiden Joko Widodo.

“Kalau kita lihat sebetulnya 91,6 persen masyarakat Indonesia itu sudah punya kesadaran pribadi tentang pakai masker. Jadi, kapan mereka memakai masker atau tidak tergantung dari kondisi yang ada, jadi masyarakat kita dorong, kita edukasi tentang memahami besarnya risiko COVID-19,” ujar dia.