Kehilangan Sinar Matahari di Bulan, Pesawat SLIM Jepang Kembali Tidak Aktif
JAKARTA – Perkembangan misi Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) kembali terhambat. Pasalnya, pesawat buatan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) ini sudah memasuki masa tidak aktif.
Hal ini terjadi karena wilayah pendaratan SLIM telah diselimuti malam hari. JAXA mengatakan bahwa pendarat mereka tidak dirancang untuk periode malam bulan. Oleh karena itu, SLIM akan kehilangan fungsinya selama dua minggu.
Dengan memasuki masa dormansi untuk kedua kalinya, ada kemungkinan SLIM tidak bisa bangun kembali dan beroperasi sebagaimana mestinya. Namun, JAXA akan berusaha membangunkan SLIM setelah periode malam bulan berakhir.
“Meskipun SLIM tidak dirancang untuk kondisi malam bulan yang keras, kami berencana untuk mencoba beroperasi lagi mulai pertengahan Februari, saat Matahari kembali menyinari sel surya SLIM,” kata JAXA melalui media sosial resminya.
Baca juga:
- Spotify dan Joe Rogan Perpanjang Kesepakatan Multi-Tahun untuk Menggerakkan Pendapatan Iklan
- India Berharap Mengumpulkan Rp26,9 Triliun dari Pajak Perusahaan Perjudian Online
- Penundaan RUU di Kongres AS Mengakibatkan Penurunan Saham Perusahaan Bioteknologi WuXi AppTec
- YMTC, Pembuat Chip China, Tegaskan Teknologinya Tidak Digunakan untuk Keperluan Militer
Sebenarnya, JAXA sudah mencoba mengaktifkan komunikator SLIM pada Kamis, 1 Februari. Namun, hasilnya tetap nihil karena SLIM tidak memberikan tanggapan dan tetap tidak mau beroperasi di malam hari.
“Kami mengirimkan perintah (pada 1 Februari) untuk mengaktifkan kembali komunikator SLIM untuk berjaga-jaga, tetapi tanpa tanggapan, kami mengonfirmasi SLIM telah memasuki kondisi tidak aktif,” jelas lembaga antariksa tersebut.
Saat ini, JAXA harus menunggu hingga periode malam berakhir. Setidaknya, sebelum pendarat SLIM memasuki masa tidak aktif, pesawat tersebut sempat membagikan gambar terakhir yang memperlihatkan kawah Shioli. Gambar ini bisa diteliti lebih dalam oleh JAXA.