Eksklusif Zara Leola Tumbuh Dewasa Lewat Akting di Film Kereta Berdarah

JAKARTA - Kerap dikenal sebagai anak dari seorang musisi tidak membuat Zara Leola sekadar bersantai. Selagi berkecimpung di dunia tarik suara, ia mulai berakting dalam sejumlah sinetron dan film, yang terbaru adalah Kereta Berdarah garapan Rizal Mantovani.

Ia dipercaya menjadi pemeran utama bersama dengan Hana Malasan. Ia diceritakan menjadi Kembang, sosok yang optimis dan berusaha positif di tengah perjuangannya bersama sang kakak.

“Kembang itu karakternya dia optimis banget sesuai sinopsisnya, Purnama ini kan sakit jadi aku sebagai adik tetap harus akting kayak seorang kakak yang jagain kakaknya kalau ada apa-apa,” cerita Zara Leola mengenai peran barunya kepada VOI.

Menurutnya, Kereta Berdarah menjadi sesuatu yang menantang sekaligus menyenangkan dalam portfolio aktingnya. Ia pertama kalinya dihadapkan dengan syuting di set sekaligus CGI. Sekilas terlihat mudah, nyatanya Zara Leola merasa tertantang dengan prosesnya.

Zara Leola (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Aku harus imajinasi banget di saat orang lain gampang, aku susah halu karena aku anaknya benar-benar down to reality banget. Ddi saat film ini, aku harus bayangin ada setannya di depan, aku harus bayangin soal hutannya gede. Jadi benar-benar something new tapi karena aku suka challenge jadi aku go for it,” katanya.

Di sisi lain, Zara juga tertantang karena ini pertama kalinya ia memerankan film horor. Selama ini perempuan 17 tahun itu banyak dilibatkan dalam film bergenre romansa, namun kali ini ia mendalami karakter yang mendewasakan pikiran dan perilakunya.

“Lebih kayak mentally aku. Karena syuting sebelumnya, aku kan anak SMA biasa, falling love with a guy dan menurutku itu something basic karena i can relate. Aku juga pernah punya pacar, ngerasain pdkt sama cowok basket, apalah," katanya.

"Tapi yang membedakan di sini, aku harus jadi cewek yang mentally hurting tapi aku di luar kelihatan kayak orang optimis. Jadi aku gak pernah melihat seperti itu,” jelasnya.

Zara Leola (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Aku melihat dari cerita awalnya, punya kakak aja beda banget. Aku kan anak pertama. Jadi ketika aku disuruh jadi ah adek gitu gitu, aku awalnya apaan sih kan gue bukan adek. It was feeling kind of weird apalagi di mana aku punya ibu bapak jadi aku rikues sama ibuku biar mendalami karakter Kembang,” lanjutnya.

“Aku bilang aku manggilnya buni. “Bun boleh gak untuk kali ini syutingnya jangan ditemenin dulu” jadi aku ngerasain jauhnya buni gimana sama aku karena aku sangat dekat dengan orangtuaku jadi aku benar-benar anaknya dekat terus, mau makan apa,” kata pelantun Lebih Dari Teman itu.

Anak sulung ini juga mengungkap bahwa dirinya bukan penyuka horor, tapi ia ingin mencoba sesuatu yang baru. Lagipula yang ia takutkan dari sebuah film horor bukan ceritanya, tapi efek yang ia biasa rasakan ketika menonton film horor.

Dari segi karier, film ini juga menjadi peningkatan bagi seorang Zara Leola. Ia beradu peran dengan para aktor senior yang membuatnya banyak belajar sebagai seorang pelaku hiburan.

“Aku seorang musisi awalnya, jadi ketika dikasih tahu main sama ini, main sama itu yang jauh lebih senior, yang jauh lebih ngerti akting, aku jadi takut sendiri. Karena aku tahu di saat satu film yang pemainnya bagus semua, terus ada satu scene yang rusak dan aku takut itu aku, yang ada semua orang tuh ke aku,” katanya dengan antusias.

“Tapi yang aku belajar dari film ini tuh bahwa teamwork is everything. Di saat aku belajar gue paling bagus, gue harus yang dipuji yang paling banyak, gue pengin ini itu tapi setelah belajar dari film ini. Aku merasa ternyata memang real people, real actors, they work for each other," ujarnya.

"Mereka ngerti bahwa seharusnya film tuh bersama bukan kompetisi siapa yang lebih cakep, siapa yang di TikTok lebih banyak fans, itu yang aku pelajari,” katanya.

Belajar dari Enda Ungu

Zara Leola (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Selain berakting, Zara Leola juga aktif bermusik dengan merilis single demi single. Tidak berhenti di situ, Zara juga masih fokus dengan pendidikannya di sekolah. Berjibaku dengan banyak hal ternyata membuatnya belajar untuk bekerja sama terutama dengan sang ayah, Enda Ungu yang lebih dahulu terjun ke dunia hiburan.

“Alhamdulillah aku punya tim yang suportif dan mereka juga mengerti prioritasku juga sekolah. Apalagi aku kelas 12 kan, jadi lagi tung tung tung tung di otak,” jawab Zara sambil menggerakkan tangannya ke atas.

“Dan menurut aku akting sama nyanyi itu dua hal yang berbeda jadi kalau ditanya pilih nyanyi atau akting itu aku gak bisa. Karena di akting, aku belajar bergaul, aku belajar acting differently with other people dan itu wajar kan. Kalau nyanyi, karena aku seorang solois, jadi aku kerjanya sama ibu aku doang. Ibu aku kan manajerku jadi aku kerja sama itu doang, sama player aku doang tapi kalau film aku main sama orang-orang baru,” lanjutnya.

Zara Leola (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Zara pun mensyukuri kala memiliki orang tua yang berkarier di dunia hiburan. Ia mengungkap bahwa ayahnya adalah seseorang yang menghargai opini dan pilihannya, termasuk dalam memutuskan sesuatu. Bahkan soal berakting, ia memiliki kebebasan untuk memilih proyek yang dia inginkan.

“Kayaknya every business related or work related, aku selalu minta pendapat orang tuaku sih. Karena mereka lebih lama di industri ini so their opinion really matters. I think that’s a self privilege, sesuatu yang benar-benar aku syukuri.Jadi kalau ada apa-apa aku minta opini ayah, and i think age is just a number. Mereka membebaskan dengan persetujuan mereka juga,” katanya.

“Ayah cuma bilang apapun yang kamu lakuin, kamu harus respect all people. Kamu juga harus banyak bersyukur lebih-lebih. Apalagi di umur aku yang sekarang ini, memiliki pekerjaan, itu sesuatu yang aku bisa prioritaskan sekarang," kata Zara.

Zara Leola (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

"Aku bisa aja fokus dengan pendidikan tapi dengan adanya hal seperti ini, aku benar-benar belajar bahwa aku bisa menghidupi orang lain, dan aku juga bisa bikin orang bahagia,” lanjutnya mengingat nasihat sang ayah.

Zara memang baru berusia 17 tahun, tapi dapat dipastikan ia akan terus bertumbuh dengan karya-karyanya baik itu musik maupun film.

“Selain Kereta Berdarah, insya Allah album pasti tapi kalau merangkum semua single jadi satu mungkin enggak. Mungkin satu album, beda semua tapi insya Allah tahun ini!” katanya mengakhiri obrolan sore itu.