Peneliti Ungkap Manusia Berperan dalam Musnahnya 1.400 Spesies Burung

JAKARTA - Manusia berperan dalam musnahnya sekitar 1.400 spesies burung, dua kali lipat jumlah yang diperkirakan sebelumnya, menurut sebuah penelitian baru-baru ini.

Jumlah ini setara dengan satu dari sembilan atau 12 persen spesies yang hilang sepanjang sejarah manusia modern, menurut Pusat Ekologi & Hidrologi Inggris (UKCEH).

Deforestasi, perburuan berlebihan, dan masuknya spesies invasif adalah beberapa ancaman utama yang ditimbulkan manusia sejak periode Pleistosen Akhir sekitar 130.000 tahun yang lalu.

"Manusia dengan cepat menghancurkan populasi burung melalui hilangnya habitat, eksploitasi berlebihan dan masuknya tikus, babi hingga anjing yang menyerang sarang burung dan bersaing dengan mereka untuk mendapatkan makanan," kata penulis utama studi Dr. Rob Cooke, dilansir dari Euronews 20 Januari.

Lebih jauh dikatakan, perubahan iklim, pertanian intensif dan polusi telah menambah ancaman ini selama satu abad terakhir.

Ilustrasi burung. (Wikimedia Commons/Imran Shah)

Para peneliti menggunakan pemodelan statistik berdasarkan kepunahan burung yang diketahui untuk memperkirakan kepunahan yang belum ditemukan, dengan menggunakan Selandia Baru sebagai studi kasus.

Berkat sisa-sisa semua burung yang terpelihara dengan baik di negara itu, ini adalah satu-satunya tempat di dunia di mana fauna burung pra-manusia diyakini telah diketahui sepenuhnya.

"Kami menunjukkan bahwa banyak spesies punah sebelum catatan tertulis dan tidak meninggalkan jejak, hilang dari sejarah," kata Cooke.

Hal ini mempunyai "implikasi besar terhadap krisis keanekaragaman hayati saat ini," kata penulis studi lainnya Dr. Søren Faurby dari Universitas Gothenburg.

"Dunia mungkin tidak hanya kehilangan banyak burung yang menarik tetapi juga peran ekologisnya yang beragam, yang kemungkinan besar mencakup fungsi-fungsi utama seperti penyebaran benih dan penyerbukan," jelasnya.

Ilustrasi. (Unsplash/Mark Olsen)

"Hal ini akan berdampak buruk pada ekosistem sehingga, selain kepunahan burung, kita juga akan kehilangan banyak tumbuhan dan hewan yang bergantung pada spesies ini untuk bertahan hidup," tandasnya.

Di antara spesies burung yang telah punah adalah Dodo yang ikonik di Mauritius, Auk Besar di Atlantik Utara dan Saint Helena Giant Hoopoe yang kurang dikenal.

Terdapat 640 spesies burung yang diketahui telah punah sejak zaman Pleistosen Akhir, 90 persen di antaranya hidup di pulau-pulau yang dihuni manusia, menurut penelitian yang dipublikasikan di 'Nature Communications'.

Diperkirakan 790 spesies tak dikenal lainnya telah bergabung dengan mereka. Hanya sekitar 50 di antaranya yang mati secara alami, menurut Cooke.

Selama abad ke-14, penelitian tersebut memperkirakan 570 spesies burung hilang setelah manusia tiba di kepulauan Pasifik Timur seperti Hawaii dan Kepulauan Cook. Ini hampir 100 kali lipat tingkat kepunahan alami dan berpotensi menjadi peristiwa kepunahan vertebrata terbesar yang disebabkan oleh manusia dalam sejarah, menurut para peneliti.

Diketahui, saat ini hanya 11.000 spesies burung yang tersisa, dengan 700 spesies lainnya mungkin terancam punah dalam beberapa ratus tahun mendatang.

"Apakah spesies burung akan punah atau tidak, itu tergantung pada kita," kata Cooke.

"Konservasi baru-baru ini telah menyelamatkan beberapa spesies dan kita sekarang harus meningkatkan upaya untuk melindungi burung, dengan restorasi habitat yang dipimpin oleh masyarakat lokal," tandasnya.