Bocor Rekaman Kritik yang Diduga PM Netanyahu: Qatar Bilang Melemahkan Negosiasi, Israel Salahkan Doha
JAKARTA - Qatar menilai rekaman yang bocor mengenai dugaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut negara itu bermasalah, bisa menghalangi dan melemahkan proses mediasi perang di Gaza.
"Kami terkejut dengan dugaan pernyataan yang diatribusikan kepada Perdana Menteri Israel dalam berbagai pemberitaan media tentang peran mediasi Qatar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari, melalui platform media sosial X, melansir Reuters 25 Januari.
"Jika pernyataan yang dilaporkan itu benar, PM Israel hanya akan menghalangi dan melemahkan proses mediasi, dengan alasan yang tampaknya menguntungkan karir politiknya dibandingkan memprioritaskan penyelamatan nyawa tak berdosa, termasuk sandera Israel," tulisnya.
Dalam rekaman yang bocor dari pertemuan dengan keluarga sandera yang disiarkan di saluran berita Israel Channel 12 pada Hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Qatar “bermasalah.”
"Anda belum pernah melihat saya berterima kasih kepada Qatar, pernahkah Anda menyadarinya? Saya belum berterima kasih kepada Qatar. Mengapa? Karena Qatar, bagi saya, pada dasarnya tidak berbeda dengan PBB, dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal bahkan lebih bermasalah. Namun, sekarang saya bersedia menggunakan mediator mana pun yang dapat membantu saya membawa mereka (para sandera) pulang."
Ketika diminta untuk mengomentari pernyataan Qatar dan apakah rekaman yang bocor itu asli, juru bicara pemerintah Israel mengatakan, Israel "tidak dapat menjelaskan secara rinci mengenai upaya dan langkah-langkah yang diambil untuk membebaskan para sandera."
Dalam rekaman tersebut, Netanyahu melanjutkan dengan mengatakan bahwa Qatar memiliki pengaruh terhadap Hamas karena mereka mendanai gerakan tersebut. Dia mengatakan kepada keluarga sandera, dia baru-baru ini "menjadi sangat marah terhadap Amerika" karena memperbarui kesepakatan untuk memperluas kehadiran militer AS di sebuah pangkalan di Qatar.
Menanggapi itu, juru bicara Qatar mengatakan dalam pernyataannya: "Daripada mengkhawatirkan hubungan strategis Qatar dengan Amerika Serikat, kami berharap Netanyahu memutuskan untuk bertindak dengan itikad baik dan berkonsentrasi pada pembebasan para sandera."
Sementara itu, Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, menuduh Doha "mendukung dan mendanai terorisme."
Smotrich mengatakan di X, Qatar "sebagian besar bertanggung jawab" atas serangan yang dipimpin Hamas terhadap komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, meminta negara-negara Barat untuk memberikan tekanan lebih besar agar para sandera segera dibebaskan.
Baca juga:
- PM Orban Pastikan Dukungan Hongaria untuk Keanggotaan Swedia, Sekjen NATO: Saya Menantikan Ratifikasinya
- Kelompok Houthi Perintahkan Warga AS dan Inggris Segera Tinggalkan Yaman
- Ada Peningkatan Kasus hingga 45 Kali Lipat, WHO Peringatkan Penyebaran Penyakit Campak di Eropa
- Kritik Sistem Politik Israel Rusak, Pemimpin Oposisi Yair Lapid: Setiap Hari Semakin Banyak Tentara Terbunuh
"Satu hal yang jelas: Qatar tidak akan terlibat dalam apa yang terjadi di Gaza sehari setelah perang," tulis Smotrich.
Qatar diketahui telah berperan sebagai mediator utama antara kelompok militan yang menguasai Gaza dengan pejabat Israel dalam konflik tersebut.
Pada Bulan November, Qatar membantu mengamankan jeda tujuh hari dalam pertempuran, di mana 110 sandera Israel dan asing dibebaskan dari Gaza sebagai imbalan atas 240 warga Palestina yang dibebaskan dari tawanan Israel.