Orang Tua Wajib Tahu, Pada Usia Berapa Anak Harus Mandi Sendiri?
JAKARTA – Sebab belum bisa mandiri, maka anak seringkali mandi bersama orang tua saat masih kecil. Mungkin juga anak mandi bersama saudaranya dengan alasan yang sama. Dengan mandi bersama orang tua, transfer ilmu pun terjadi.
Anak diperkenalkan dengan seluruh anggota tubuhnya dan fungsinya masing-masing. Termasuk mengajarkan bagian tubuh mana yang secara moral dan kesehatan tidak boleh dimainkan baik oleh anak sendiri maupun orang lain.
Pengetahuan ini penting untuk dikenali anak, namun pada usia berapa anak harus mandi sendiri?
Melansir Kompas, Selasa, 23 Februari, kebiasaan mandi bersama orang tua maupun saudaranya harus dihentikan setelah anak berusia lima tahun. Dalam buku Adik Bayi Datang dari Mana?A-Z Pendidikan Seks Usia Dini yang diterbitkan tahun 2016 menerangkan hal penting untuk diketahui orang tua.
Pada usia lima tahun, organ reproduksi anak sudah mulai berkembang hingga mereka mulai dapat merasakan respon seksual. Pentingnya dan mesti diwapadai, respon seksual terutama dari orang yang berlainan jenis kelamin.
Mengingat hal tersebut, pada usia di atas lima tahun anak perlu sudah mandiri. Orang tua dapat mengajarkan toilet training atau buang air besar dan buang air kecil dari usia tiga tahun. Maka menjelang usia lima tahun anak sudah mulai mandiri.
Pada usia tersebut, dampingan orang tua juga perlu sudah dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. Misalnya, anak perempuan mandi dengan ibu.
Lantas, bagaimana cara menjelaskan ketika anak perempuan bertanya mengapa tidak boleh mandi bersama kakak laki-laki atau ayah?
Baca juga:
- Skandal, Pelecehan Seksual, dan Kekerasan: Benang Kusut Rumah Tangga Mia Farrow dan Woody Allen
- Cara Mengatasi Separation Anxiety, Gangguan Kecemasan saat Anak Berpisah dari Orangtua
- Tips Digital Parenting Ala Google saat Anak Berselancar di Internet
- Ingin Ciptakan Ekosistem Digital Aman untuk Anak, Google Luncurkan Program Keluarga Tangkas Berinternet
Jawaban yang diberikan perlu mengedukasi anak soal bagian tubuh terkait seksualitas. Misalnya seperti berikut ini:
“Adik perlu kenal mengenai bedanya tubuh laki-laki dan perempuan. Karena sebagai perempuan maupun laki-laki, tidak boleh pegang-pegang anggota tubuh orang lain.”
Disamping mengedukasi perihal anggota tubuh, orang tua juga perlu memberikan pengetahuan mengenai gender identity. Ini bermanfaat untuk membangun persepsi yang bebas bias gender.
Misalnya dari aktivitas yang paling sederhana di rumah, memasak dan menyapu lantai. Keduanya dapat dikerjakan bersama tanpa dibedakan oleh jenis kelamin.
Ditambah lagi, anak juga perlu dijamin perasaan nyamannya saat melihat tubuh ibu. Dilansir dari Fatherly, tentu melihat tubuh orang lain telanjang akan terasa tidak nyaman bagi anak. Apalagi dia sudah mengenali fungsi setiap bagiannya.
Ini artinya, ibu perlu mengenali rasa canggung atau tidak nyaman si buah hati dan segera menanggapi dengan penjelasan-penjelasan edukatif.