Ribuan Orang di Gaza Kelaparan, Kepala Bantuan PBB: Ini Tidak Diinginkan dalam Perang
JAKARTA - Kepala bantuan PBB mengatakan perang di Jalur Gaza, Palestina telah menimbulkan kelaparan dengan kecepatan yang luar biasa, hal yang dikatakan tidak diinginkan dan aspek yang luar biasa.
"Sebagian besar dari 400.000 warga Gaza yang menurut badan-badan PBB berisiko kelaparan, sebenarnya berada dalam kelaparan, bukan hanya berisiko kelaparan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths kepada CNN, seperti dikutip 16 Januari.
"Ini merupakan aspek yang luar biasa dan tidak diinginkan dalam perang Gaza," tandasnya.
Griffiths melanjutkan, kondisi tersebut telah membawa bencana kelaparan dengan kecepatan luar biasa ke garis depan.
Pekan lalu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan Israel menolak pasokan penting memasuki Gaza utara. Namun, Israel menuduh badan pengungsi Palestina di PBB lah yang tidak berbuat cukup dan "menghambat" kemajuan yang dicapai.
Lebih jauh Griffiths mengatakan, upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada 300.000 warga Gaza yang masih berada di wilayah utara Jalur Gaza terus menjadi tantangan.
"Jika Anda tidak dapat mengandalkan dekonfliksi jalur akses bagi orang-orang yang membutuhkan, jika Anda tidak dapat mengandalkan rumah sakit yang tidak diserang, jika Anda tidak dapat mengandalkan orang-orang yang harus berpindah dari satu tempat yang tidak aman ke tempat yang tidak aman lainnya, itulah masalah pengiriman bantuan kemanusiaan," urai Griffiths.
Baca juga:
- Menlu Retno: Diplomasi Indonesia Belum Selesai hingga Bangsa Palestina Menikmati Kemerdekaan Sepenuhnya
- Kumpulkan Pakar Hukum Internasional Bahas Masalah Palestina, Menlu Retno: Tindakan Israel Harus Dihentikan
- Ancam Serang Kapal AS, Juru Bicara Kelompok Houthi: Amerika Serikat Berada di Ambang Kehilangan Keamanan Maritim
- Menlu Iran Sebut Houthi akan Terus Mengambil Tindakan Terhadap Kapal Terkait Israel Selama Ada Genosida di Gaza
"Ini bukan soal jumlah truk yang bisa masuk," tandasnya.
Griffiths menambahkan, situasi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah kantong tersebut dapat menciptakan "kebencian antargenerasi."
"Kami mengkhawatirkan keamanan Israel seperti halnya keamanan Gaza," katanya.