Eksklusif Shalom Razade Berusaha Bebas dari Bayang-bayang Wulan Guritno
JAKARTA - Shalom Razade kembali bermain film setelah sebelumnya pada tahun 2021 ia bermain di sebuah film drama misteri yang disutradarai oleh Nia Dinata. Kini Shalom Razade bermain dalam sebuah film horor garapan sutradara Hanung Bramantyo yang berjudul Trinil: Kembalikan Tubuhku sebagai salah satu pemeran utama bernama Rahayu.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan VOI, Shalom mencoba memberikan cerita mengenai karakter Rahayu yang ia mainkan di dalam film ini. Ia menjelaskan bahwa sosok Rahayu atau Ayu ini merupakan seorang wanita yang serakah dan egois, di mana setiap keinginannya harus selalu ia dapatkan bagaimanapun caranya.
“Aku berperan sebagai Rahayu. Rahayu itu seorang wanita yang ingin memiliki segalanya jadinya serakah, egois. pokoknya apapun yang dilakukan harus terjadi gitu. Orang yang sangat bertolak belakang dengan aku, 100 persen berbeda dengan aku,” ujar Shalom Razade di kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Bermain di film dengan latar tahun 80-an, Shalom mengatakan kalau ia memiliki perubahan penampilan untuk memainkan karakter Ayu ini. Demi mendapatkan tampilan yang pas dengan karakter Ayu, Shalom harus mencoba gaya rambut hingga 3 kali percobaan. Selain itu, ia juga beberapa kali mencoba baju-baju gaya tahun 70-an yang menjadi sebuah pengalaman baru baginya.
“Pas make up nya sama test hair itu kurang lebih 2 sampai 3 kali percobaan, sampai mas Hanung bilang ‘ok ini look-nya Rahayu’. Rahayu itu trademark-nya merah, jadi lipstik merah, dress dan selalu pakai dress, karena itu, aspirasi dia itu ingin menjadi perempuan yang top, yang dilihat semua orang dan ingin menikahi orang yang berkuasa, jadi dia dandannya anggun dengan dress merah dan itu selalu warna merah. Fitingnya seru sih karena mencoba banyak banyak dress tahun 70-an yang sebenarnya aku bisa lihat di film-film biasanya, itu suatu pengalaman yang baru dan unik juga,” ungkap Shalom
Memiliki perbedaan karakter dengan dirinya yang asli membuat wanita berusia 25 tahun ini mengalami kesulitan. Pasalnya di dalam film ini, Shalom yang berperan sebagai Rahayu di masa muda ini tidak memiliki dialog seperti pemainnya, sehingga ia harus bisa menunjukkan segala emosi yang dirasakan oleh Ayu hanya dengan ekspresi dan olah tubuhnya.
Hal ini yang akhirnya membuat Shalom lebih banyak melakukan latihan olah tubuh dibandingkan dengan pemain-pemain yang lainnya.
“Mungkin karena gak ada dialog ya, karena gimana sih bisa memerankan sesuatu dan penonton bisa merasakan apa yang lebih aku lebih banyak latihan cara olah tubuh jadi gimana penonton bisa merasakan apa yang aku rasakan dengan hanya gerakan tubuh, gesture doang, jadi mungkin sulitnya di situ doang,” jelas Shalom.
“Karena kalau dialog kan sudah jelas, misalnya kita sedih, marah, kecewa, kalau ini gimana raut mukanya, gesture tubuhnya bisa menunjukkan emosi tersebut tapi tanpa berdialog jadi nya aku lebih banyak latihan olah tubuh dan juga latihan sama Alex, karena aku di sini bersandingnya sama Alex terus kan,” tuturnya.
Meski penampilan Shalom tidak cukup banyak di dalam Film Trinil ini, namun putri sulung dari aktris Wulan Guritno ini tetap mempersiapkan karakternya dengan baik. Tak jarang selama proses syuting, Shalom banyak bertanya kepada Hanung Bramantyo sebagai sutradara yang untungnya ia merasa kalau sosok Hanung sangat membantunya dalam memperdalam karakter Ayu ini.
“Aku lebih banyak latihan olah tubuh sama akting coach-nya juga dan mungkin kalau untuk persiapan untuk karakter ada satu scene di mana pokoknya itu hal yang aku gak pernah merasakan dan gak pernah merasakan itu,” papar Shalom.
Baca juga:
“Yang aku suka dari mas Hanung itu, mas Hanung bisa tahu apa yang dia mau dan bisa banget menjelaskan sesuatu yang membuat aku bisa menangkap, dan waktu itu aku bilang gitu kendala aku, ‘mas Hanung aku ga ngerti deh di sini’ karena aku ga pernah merasakan ini dan aku ga ngerti gimana bisa merasakan hal tersebut, terus dengan santainya mas Hanung bilang dan memeragakan dengan dua tiga kalimat dan aku merasakan, ‘oke mas Hanung adalah director yang tahulah dia maunya apa dan dia bisa menguide aku dengan secepat itu’,” katanya.
Sebagai informasi, film Trinil: Kembalikan Tubuhku ini adalah film horor pertama bagi Shalom Razade. Melihat hal ini, pemilik nama asli Shalom Syach Razade ini mengaku cukup senang. Baginya bekerja di industri perfilman yang bisa memainkan berbagai karakter bisa menjadi sebuah cara untuk mengenal diri sendiri dengan lebih baik.
“Senang sih, karena yang aku suka dengan profesi ini kita bisa mencoba berbagai macam karakter dan menurut aku dengan kita memerankan banyak macam karakter kita juga bisa belajar soal diri kita lebih jauh dan misalnya kita memerankan orang yang antagonis kita juga belajar jadi diri kita menjadi orang yang lebih baik, juga jadi aku belajar banyak juga dari karakter-karakter yang diperankan karena aku juga belajar banyak dari karakter-karakter itu sendiri sih,” ungkapnya.
Ingin Mandiri Atas Nama Shalom Razade
Shalom Razade tak bisa memungkiri bahwa memiliki titel sebagai ‘anak’ seorang aktris Wulan Guritno menjadi sebuah beban tersendiri baginya. Namun, ia mencoba menjadikan beban itu sendiri sebagai semangat untuk membanggakan nama ibunya dan pembuktian bahwa ia juga bisa berkarya di industri film dengan namanya sendiri.
“Iya sih pastinya, dan mungkin itu sedikit beban tapi beban yang membuat aku terus bersemangat ya karena aku gak mau nama mama kayak dan aku ingin membuktikan ke masyarakat atau industri film juga kalau aku juga bisa kok,” tutur Shalom.
Tak jarang, wanita kelahiran Jakarta ini merasa bahwa bayangan sang ibu selalu mengiringi setiap langkahnya. Hal ini disadari oleh Shalom karena sejak ia lahir sudah terekspos ke khalayak luas karena profesi Wulan Guritno. Hal ini yang pada awalnya membuat Shalom enggan untuk ikut terjun ke dunia entertainment seperti ibunya.
“Oh pasti iya, karena mungkin dari aku lahir aku sudah masuk tabloid. Dengan semua kehidupan mamah aku selalu adalah karena kan mamah juga udah jadi aktor dari umur 13 tahun kan, dari sebelum aku lahir mamah juga udah ada di industri ini, jadinya dari kecil pun aku sudah disorot dan itu jadi beban aja,” bebernya.
“Maka dari itu kayak awalnya aku tidak mau terjun di industri ini karena aku merasa aku gak bisa, ga capable menandingi mamah gitu lho. Tapi mungkin semakin aku dewasa juga dan tidak ada salahnya mencoba dan ketika aku mencoba projek pertama aku lagi setelah lama tidak di industri ini, The Virgin Series, ternyata pas syuting aku mencintai pekerjaan ini jadinya ya ga bisa lepas lagi, ternyata malah suka,” ujar Shalom.
Selain itu, Shalom juga merasakan sebuah privilege yang besar dengan menjadi putri dari seorang Wulan Guritno. Di mana ia bisa mendapatkan kesempatan yang mungkin tidak bisa didapatkan oleh orang lain oleh karena itu, anak kandung dari Attila Syach ini memilih untuk memanfaatkan privilege itu dengan melakukan hal-hal yang positif khususnya di dunia akting.
“Banget dan aku menerima itu dan berterima kasih karena aku bisa mendapatkan, mungkin kesempatan-kesempatan yang orang lain tidak bisa dapatkan. Tapi daripada aku tidak mengakui itu mending aku mengakui dan menggunakan privilege itu sebaik mungkin dengan positif, jangan jadi negatif yang kayak, ‘oh iya aku anaknya ini’, tapi lebih kayak aku mencoba menggunakan privilege itu sebaik mungkin dan sepositif mungkin aja,” pungkasnya.
Melihat hal ini, Shalom mengakui bahwa beberapa kali ia mendapatkan perlakukan dipandang sebelah mata oleh orang lain karena titelnya sebagai anak Wulan Guritno. Ia bahkan merasa risih dan terganggu dengan hal itu, pasalnya ia memiliki keinginan untuk berdiri di atas kakinya sendiri sebagai seorang ‘Shalom Razade’ tanpa embel-embel anak Wulan Guritno.
“Sering banget karena aku ingin menjadi seorang Shalom Razade aja gitu lho, kayak bukan soal gak mau dibandingkan dengan mamah tapi aku juga mau menjadi individu aku sendiri. Tapi ya namanya aku emang anaknya mamah jadi kita ga bisa menghindari komentar itu kan cuma gimana kita menanggapi itu aja,” kata Shalom.
Kini Shalom mengatakan kalau ia akan serius menekuni profesinya sebagai seorang pemain film. Dengan berpegang teguh pada pesan yang disampaikan oleh Wulan Guritno, Shalom akan siap memulai petualangan barunya sebagai seorang aktor di industri film Indonesia.
“Seriusin sih pasti setiap syuting aku mau aku melakukan itu dengan serius dan sepenuh hati itu pasti. tapi aku juga mau explore dunia bisnis dan dunia lainnya juga. Pokoknya harus diseriusin aja, untuk apapun itu sih mau di dunia perfilman, apa di bisnis pokoknya apapun yang mau kamu lakuin harus dari hati dan harus serius karena mama juga di industri ini kan jadinya apapun harus diseriusi,” papar Shalom.
“(Harapannya) lebih baik lagi, dan juga perfilman Indonesia akan semakin bagus lagi, semakin membanggakan lagi, mungkin aku juga bisa membanggakan industri film indonesia membuat bangga ya itu aja sih,” pungkas Shalom menutup wawancara dengan VOI.