Bisakah Gangguan Stres Pascatrauma Memengaruhi Hubungan Percintaan? Begini Penjelasan Ahli
JAKARTA - Seorang pengidap PTSD (post-traumatic stress disorder) tak hanya berjuang menghadapi ketakutan dan trauma berat di masa lalunya.
Secara lebih luas, dampak PTSD juga memengaruhi kehidupan percintaannya. Misal, PTSD bisa membuat Anda jadi sulit berkomunikasi, sehingga saat menjalin hubungan ada perasaan cemas di dalamnya.
Menurut Departemen Urusan Veteran Amerika Serikat, dilansir dari Psych Central, 10 Januari. Sekitar 5 hingga 10 persen orang yang mengalami PTSD menghadapi tantangan saat menjalani hubungan pada beberapa aspek, seperti;
Keintiman
Keintiman menyiratkan kedekatan dalam suatu hubungan yang bisa bersifat emosional atau seksual atau keduanya. Ini termasuk menyampaikan emosi Anda dan menanggapi kebutuhan emosi pasangan.
Keintiman dalam hubungan dapat terpengaruh ketika Anda hidup dengan gejala PTSD tertentu, seperti:
- kurangnya minat pada aktivitas yang menyenangkan
- citra diri yang negatif
- perasaan terpisah dari orang lain atau ketidakmampuan terhubung secara emosional
Orang dengan gangguan PTSD mungkin merasa perlu menjalin hubungan yang lebih intim dengan pasangannya. Tetapi akan timbul perasaan takut atau tidak mampu menjalin keintiman tersebut.
Minat seksual
Hidup dengan PTSD juga dapat memengaruhi kehidupan seks. Apa dan bagaimana pengaruhnya juga dapat bergantung pada jenis trauma yang memicu PTSD.
Dalam kasus pelecehan atau trauma seksual, seks mungkin menjadi hal pertama yang akan dihindari. Jenis trauma ini akan membuat Anda sulit memercayai pasangan atau merasa aman dalam situasi intim secara fisik. Ini adalah reaksi alami terhadap trauma.
Dalam kasus lain, penelitian menunjukkan bahwa trauma dapat menyebabkan hiperseksualitas. Meski menjadi topik perdebatan, hiperseksualitas sering kali diartikan sebagai seseorang yang mengembangkan perilaku seksual kompulsif yang sulit dikendalikan.
Gejala PTSD lain yang ikut memengaruhi kehidupan seks, seperti:
- citra diri yang negatif
- kurang tidur
- gairah seks rendah
- merasa terpisah
- kewaspadaan berlebihan yang membuat sulit bersantai
- kehilangan minat melakukan aktivitas menyenangkan
Meski sangat mencintai pasangan, Anda tetap merasa tidak tertarik atau takut menjalin kedekatan seksual dengannya.
Penghindaran
Jika Anda berusaha menghindari pemicu trauma, maka tidak menutup kemungkinan Anda memilih melewatkan berdiskusi topik-topik rumit atau menjauhkan diri dari lingkungan sosial tertentu.
Sebab, ketika hidup dengan PTSD beberapa situasi, orang, atau aktivitas mungkin mengingatkan Anda akan peristiwa yang memicu trauma. Meski ini hal wajar, namun bisa jadi sulit mempertahankan hubungan jika Anda menolak melakukan beberapa hal atau menjelaskan alasannya.
Baca juga:
- 5 Trik Membantu Orang Terdekat Mengatasi Gangguan Stres Pascatrauma
- Mengenal Manfaat Ecotherapy, Terapi Alam yang Membantu Mengatasi Stres dan Tingkatkan Kualitas Hidup
- 4 Penyebab Mengigau saat Tidur, Salah Satunya karena Stres
- 7 Tanda Inner Child Terluka yang Pengaruhi Kesehatan Mental dan Kesejahteraan
Keterikatan
Mampu terhubung dengan orang lain secara emosional merupakan aspek penting dalam hubungan. Ketika hidup dengan PTSD, Anda mungkin merasa sulit terhubung dengan situasi, orang, bahkan diri sendiri. Perasaan tak mampu terhubung ini, bisa disalah artikan pasangan sebagai tindakan penolakan atau tidak responsif secara emosional.
Di sisi lain, gejala PTSD juga bisa membuat Anda merasakan sebaliknya. Dimana timbul peningkatan kebutuhan untuk diperhatikan atau untuk melindungi orang lain. Anda bisa saja berperilaku menuntut, manja , atau bergantung pada pasangan sehingga membuatnya kewalahan.