Mereka yang Tak Khawatir COVID-19 di CFD Namun Masih Butuh Informasi
JAKARTA - Mutia memantapkan hati meneruskan kegiatan rutinnya berolahraga dalam Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Jalan Sudirman-MH Thamrin hari ini. Ia paham, penularan virus corona atau COVID-19 sedang dikhawatirkan di Indonesia, khususnya pada tempat-tempat ramai.
Namun, keinginan berpola hidup sehat di akhir pekan warga DKI berusia 36 tahun mengalahkan ketakutannya. Lagi pula, ia belum mengalami gejala penyakit menular tersebut.
Kebetulan, Mutia melihat stan sosialisasi yang digelar Dinas Kesehatan DKI seputar virus corona saat melewati kawasan Sarinah. Ia menyempatkan membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer yang disediakan.
Seorang petugas Dinkes DKI di sana langsung memberi arahan bagaimana membersihkan tangan yang baik dan benar. Ada enam langkah yang diikuti Mutia. Pertama, menyeka telapak tangan, lalu punggung tangan, sela-sela jari, diteruskan dengan mengunci erat tangan selama beberapa detik, kemudian melanjutkan penyekaan ibu jari, dan tak lupa bagian kuku.
"Kan biasanya saya kalau membersihkan tangan asal usap aja. Dari penjelasan ini, saya baru tahu kalau membersihkan tangan ternyata enggak cuma begitu, ada langkah-langkahnya," ujar Mutia saat berbincang dengan VOI di lokasi, Minggu, 8 Maret.
Mumpung bertemu dengan petugas kesehatan, Mutia bertanya lebih lanjut soal bagaimana penularan virus corona, hingga pencegahan agar tidak terinfeksi virus yang datang dari negeri China tersebut.
"Informasi ini sangat bermanfaat banget sih, saya jadi enggak begitu takut tertular corona di tempat ramai karena sudah paham," kata dia sebelum melanjutkan kegiatan berolahraganya.
Dokter Hernanda, jajaran Dinkes DKI yang bertugas melakukan sosialisasi corona di Sarinah menyebut, poin utama sosialisasi adalah penekanan kepada masyarakat khususnya di Jakarta soal pentingnya menghindari penularan virus tersebut.
"Seperti yang kita tahu, virus corona menular lewat droplet, atau percikan cairan dalam tubuh dari penderita yang masuk ke mulut, hidung, dan mata orang yang tertular. Angka penularan tinggi sangat berisiko di kondisi keramaian, karena itu kita mengedukasi masyarakat," jelas Hernanda.
Oleh karenanya, Hernanda menjelaskan apa itu virus corona, kenapa corona bisa masuk ke Indonesia, bagaimana penularannya, kenapa masuk Indonesia, cara pencegahanya.
"Jadi, apabila sedang sakit istirahat di rumah dan terpaksa beraktivitas mesti gunakan masker. Jika batuk atau bersin, gunakan masker atau tisu sekali pakai. Kita tutup bagian mulut dan hidung, lalu tisunya kita buang," tutur dia.
Stan sosialisasi corona ini, kata Hernanda, berada pada lima titik area CFD Sudirman-Thamrin. Warga bisa mendatangi stan di Bundaran HI, Sarinah, Dukuh Atas, Taman Budaya, dan Ratu Plaza.
Namun, Hernanda mengakui tak ada pengecekan suhu tubuh warga yang sedang berolahraga di area tersebut. Hal ini berbeda dengan pernyataan Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo beberapa waktu lalu.
Jumat, 6 Maret lalu, Syafrin menyebut, petugas dari Dinas Kesehatan akan bertugas untuk mengukur suhu tubuh masyarakat yang memasuki area CFD Sudirman-Thamrin.
"Akan ditempatkan petugas Dinkes untuk melakukan sosialisasi dan pengukuran suhu untuk masyarakat dengan thermal gun di beberapa titik," tutur Syafrin.
Baca juga:
Sementara, alasan CFD mesti tetap digelar adalah untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta, serta pemanfaatan ruang publik untuk berolahraga.
Agar kelanjutan CFD tidak melanggar instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang melarang kegiatan izin keramaian dari pemakaian ruang publik, ada ketentuan khusus yang diberlakukan.
"Terkait perizinan mengumpulkan massa, tentu kami patuhi. Yang mana, saat CFD tidak boleh ada kegiatan yang mengumpulkan massa dalam bentuk panggung," kata Syafrin.
"CFD saat ini hanya untuk kegiatan olahraga, sepeda, jalan kaki, atau lari. Kita sudah koordinasi, begitu ada kegiatan pengumpulan massa, kita akan tertibkan," tutupnya.