Sempat Membeludak, CFD di Sudirman-Thamrin Kembali Ditutup
Car Free Day pada Minggu 21 Juni (Foto: Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI memutuskan untuk kembali meniadakan kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atu Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin. 

Keputusan ini diambil berdasarkan hasil kajian dari penyelenggaraan pada Minggu, 21 Juni lalu. Dimana dalam pelaksanaan CFD pekan lalu sangat membeludak dan banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Benar, HBKB di Sudirman-Thamrin ditiadakan," Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo saat dikonfirmasi, Rabu, 24 Juni. 

Syafrin mengaku belum tahu sampai kapan kegiatan olahraga tersebut akan kembali dibuka. Yang jelas, kata dia, HBKB pada Minggu, 28 Juni mendatang dipastikan tidak diselenggarakan. 

Diketahui, Pemprov DKI kembali menggelar kegiatan CFD. Kegiatan ini sempat dihentikan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena berpotensi terjadinya penularan virus corona. 

Dengan dibukanya kembali kegiatan CFD, pada Minggu, 21 Juni, masyarakat seolah tak mau ketinggalan untuk ikut serta. Di sepanjang ruas Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin yang biasanya sepi ketika di awal penyebaran COVID-19, kini berubah menjadi ramai.

Pesepeda yang paling banyak terlihat di kegiatan tersebut. Tapi, bukan berarti masyarakat yang berlari atau jalan santai hanya sedikit. Sehingga, petugas dari Pemrov DKI Jakarta pun bersiaga untuk mengimbau penerapan protokol kesehatan karena masih belum dipatuhi semua orang. 

Bahkan, ada pengunjung yang ternyata reaktif COVID-19. Hal ini diketahui dari pemeriksaan rapid tes secara gratis yang diselenggarakan oleh jajaran Polri. Dari 600 pengunjung area CFD Sudirman-MH Thamrin, sebanyak 5 orang reaktif COVID-19.

Hal ini lantas menuai kritikan. Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi meminta Pemprov DKI mengevaluasi kegiatan CFD Sudirman-Thamrin dari segi dampak kesehatan maupun dampak ekonomi. Pasalnya, ada sejumlah masyarakat yang melepas masker ketika berolahraga di area CFD. Lagipula, belum ada dampak ekonomi yang terasa karena pedagang belum boleh berjualan. 

"Kami minta untuk ditinjau kembali. Mekanismenya di tangan pemerintah daerah, karena yang membuat izin kan mereka. Kita sebagai partner pemerintah daerah minta tolong agar ini ditinjau ulang. Kalau memang itu tak layak, jangan dibuka," kata Prasetio. 

Jakarta belum aman COVID-19

Gubernur DKI Anies Baswedan kembali membuka kegiatan CFD karena saat ini Jakarta telah masuk dalam masa pelonggaran PSBB atau PSBB transisi, dengan angka reproduksi (Rt) virus corona di Jakarta telah berada di angka 0,99. 

Artinya, satu orang yang terinfeksi COVID-19 dapat menulari hampir 1 orang lainnya. Beda dengan Rt pada bulan Maret lalu yang berada di angka 4. 

Namun, menurut Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono, angka Rt di Jakarta saat ini belum dinyataka aman, hanya saja sudah menurun. Lagipula, angka kasus baru di Jakarta dalam satu minggu bisa mencapai 700 kasus. Jika nanti area CFD menjadi kluster baru penyebaran COVID-19, maka kurva kasus bisa melonjak.

"Sampai sekarang, kami masih melakukan studi batas aman kasus Covid-19 di DKI. Sebab, angka Rt 1 dinyatakan sudah aman itu dasarnya ada pada wabah flu burung," kata Miko.

"Sedangkan, risiko penularan COVID-19 dari orang ke orang lebih masif dibanding flu burung atau influenza, apalagi saat ini ada klasifikasi OTG (orang tanpa gejala). Jadi, tidak sebanding," lanjutnya.