Tembak 2 Drone, AS Gagalkan Serangan ke Pangkalannya di Suriah
JAKARTA - Angkatan Darat Amerika Serikat menggagalkan serangan terhadap pangkalannya di Suriah barat yang terjadi semalam dengan menembak jatuh dua wahana udara tak berawak (UAV), kata sejumlah sumber.
Sumber-sumber itu menyebutkan dua anak terluka ketika salah satu drone jatuh ke permukiman dekat pangkalan militer AS itu.
Tak ada yang mengaku bertanggung jawab atas rencana serangan ke pangkalan militer AS di wilayah al-Tanf Provinsi Homs, di dekat perbatasan Yordania.
AS juga belum mengomentari insiden tersebut.
Salah satu pesawat tak berawak itu jatuh di dekat permukiman sipil dekat pangkalan tersebut sampai melukai dua anak-anak, kata sumber yang meminta namanya tak disebutkan.
Drone dan senjata darat-ke-darat tak dikenal, berulang kali digunakan dalam serangan terhadap pangkalan militer di wilayah al-Tanf, Distrik Malikiyye dekat perbatasan Irak, Distrik Shaddadi di Provinsi Hasakah, dan Provinsi Deir ez-Zor.
Sejumlah kelompok dukungan Iran kadang-kadang melancarkan serangan roket dan drone ke pangkalan AS di tepi timur Sungai Eufrat.
Baca juga:
- Menkumham Bantah Alvin Lim soal Ferdy Sambo Tak Tidur di Sel Lapas Salemba: Dia Asal Ngomong Aja
- Besi Tebal Hambat Evakuasi 2 Korban Terjepit Tabrakan KA Turangga-KA Bandung Raya, Gerbong Belakang Bakal Ditarik
- Ini Identitas Korban Tewas Akibat Tabrakan KA Turangga dengan KA Lokal Bandung, Masinis Hingga Pramugara
- Data Terkini Tabrakan KA Turangga dengan KA Lokal Bandung: 3 Orang Tewas, 23 Luka-luka
Dalam pidatonya pada 17 Oktober, Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan jika serangan Israel terus berlanjut, "pasukan perlawanan" akan mengambil tindakan.
Beberapa lama kemudian serangan drone dan roket menerjang pangkalan tentara AS di Suriah dan Irak. Serangan itu dilancarkan oleh kelompok-kelompok dukungan Iran yang berada di Rusia dan Irak.
Pemerintah AS menuding Iran berada di balik semua serang itu.
AS menudung serangan udara diluncurkan beberapa kali dari sejumlah fasilitas yang digunakan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran dan kelompok-kelompok afiliasinya di Suriah timur, yang pertama kali terjadi pada 27 Oktober 2023.