Tak Harus Memberi Nasihat, Begini 6 Tips Menjadi Pendengar yang Baik
JAKARTA - Saat Anda mendengarkan seseorang berbicara tentang kehidupan atau masalahnya, Anda mungkin tergoda memberikan nasihat. Padahal, nasihat tak selamanya dibutuhkan.
Untuk itu, ada cara mendengarkan tanpa memberikan nasihat atau menyatakan apa yang akan Anda lakukan jika ada di posisi orang tersebut. Meski mungkin memiliki pengalaman serupa dengan orang yang Anda dengarkan, terkadang orang tersebut mungkin hanya menginginkan seorang pendengar yang baik.
Tanyakan apakah mereka memerlukan bantuan
Saat seseorang berbagi hal penting dan Anda ingin melakukan sesuatu untuk mengatasinya, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan, dilansir dari Psych Central, Selasa, 2 Januari. Terkadang seseorang hanya ingin didengarkan saja. Memberi nasihat atau mencoba mengambil tindakan sendiri, terutama jika tidak diminta, dapat memperburuk situasi.
Anda bisa bertanya, “Apakah kamu hanya ingin didengarkan atau ingin mendengar pendapatku?”
Berlatih jadi pendengar aktif
Jadi pendengar aktif membutuhkan kemampuan fokus pada saat ini dan apa yang disampaikan orang yang sedang bercerita.
Penelitian dari tahun 2022 tentang aktif mendengar menyarankan tips berikut untuk berlatih menjadi pendengar aktif yang lebih baik:
- fokus pada pembicara
- dengarkan apa yang pembicara katakan, meskipun itu bukan apa yang ingin Anda dengar
- gunakan kata-kata Anda sendiri untuk memparafrasekan apa yang didengar dari mereka
- ajukan pertanyaan klarifikasi jika Anda memerlukan pemahaman
- menghindari judgement
- hindari membuat asumsi
- jangan merumuskan tanggapan sampai Anda mendengar keseluruhan pesan
Mendengarkan secara aktif dapat membantu Anda mendengarkan tanpa memberikan masukan.
Validasi perasaan
Menjadi pendengar yang baik perlu memvalidasi perasaan orang yang bercerita. Memvalidasi perasaan orang lain bisa menjadi alat komunikasi yang ampuh.
Memvalidasi perasaan seseorang bisa berupa kalimat penyejuk seperti;
“Saya dapat memahami mengapa hal itu merupakan tantangan bagi Anda.”
“Saya juga akan marah jika itu terjadi pada saya.”
“Saya sedih hal itu terjadi, Anda tidak pantas mendapatkannya.”
“Saya pikir Anda menangani situasi itu dengan baik, Saya bangga padamu."
Memvalidasi perasaan seseorang menunjukkan kepada pembicara bahwa Anda memahami apa yang mereka komunikasikan.
Baca juga:
- Apa Saja Sih Syarat Magang di Luar Negeri? Yuk, Simak Manfaat dan Cara Mengikuti Programnya
- 9 Ide Resolusi Tahun Baru 2024, Bikin Hidup Lebih Tertata
- Apa Itu Digital Immigrant? Ketahui Perbedaannya dengan Digital Native
- 7 Alasan Kenapa Menjalani Rutinitas Bersama Pasangan Bisa Meningkatkan Kualitas Hubungan
Jadilah orang yang aman untuk diajak bicara
Ketika seseorang berkeluh kesah, melontarkan banyak ide dan saran memang menggoda. Jika Anda terlalu cepat memberikan nasihat atau memberi tahu orang tersebut apa yang akan Anda lakukan jika di posisinya. Dia mungkin merasa tidak aman untuk mengungkapkan pesannya.
Hindari menghakimi apa yang dikatakan orang tersebut dan berikan dukungan daripada nasihat. Jika Anda mempermalukan seseorang karena mengungkapkan emosinya, kemungkinan besar dia tidak akan mempercayai atau berbicara dengan Anda lagi.
Tempatkan diri Anda pada posisi mereka
Empati adalah tentang menempatkan diri Anda pada posisi orang lain daripada merasa kasihan pada orang tersebut. Ketika Anda benar-benar memahami situasi yang mungkin dialami seseorang, akan lebih mudah memberikan dukungan.
Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati pada lawan bicara dapat membantu melatih empati. Anda dapat berbagi pengalaman yang menantang atau menyenangkan dengan pembicara. Serta tunjukkan kalau Anda memahami emosinya dapat menunjukkan kalau Anda orang yang aman diajak bicara.
Bagikan cerita serupa
Sangat penting bertanya kepada orang lain apakah mereka ingin mendengar pengalaman Anda sebelum berinisiatif menceritakannya. Saat berbicara dengan seseorang, Anda mungkin ingin merasa dipahami atau berharap orang lain dapat memahami apa yang Anda katakan. Daripada memberikan nasihat, terkadang ada gunanya berbagi cerita tentang masalah serupa yang pernah Anda lalui dan bagaimana melewatinya.
Berbagi cerita bisa bermanfaat, namun bisa juga disamarkan sebagai nasihat yang dikemas dalam sebuah cerita. Jika Anda mempertimbangkan untuk menggunakan metode ini, cobalah menggunakannya dengan hati-hati dan jangan lupa bertanya sebelumnya.