Enam Orang Tewas dan 97 Ribu Lainnya Mengungsi Akibat Gempa 7,6 Skala Richter yang Mengguncang Jepang
JAKARTA - Sedikitnya enam orang tewas akibat gempa besar yang mengguncang Jepang pada Hari Senin, menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi dan puluhan ribu bangunan terdampak, sementara peringatan ancaman tsunami besar telah dicabut otoritas setempat.
Gempa terjadi pada pukul 16.10 waktu setempat pada kedalaman 10 kilometer (6 mil) di Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa, menurut Survei Geologi Amerika Serikat, seperti melansir CNN 2 Januari.
Seorang pria lanjut usia dinyatakan meninggal setelah sebuah bangunan runtuh di Kota Shika, Prefektur Ishikawa, menurut laporan stasiun televisi NTV yang mengutip polisi setempat, dikutip dari Reuters.
Sementara, Kyodo News melaporkan empat kematian di Ishikawa, mengutip Tim Manajemen Krisis Prefektur, termasuk seorang pria dan wanita berusia 50-an, seorang anak laki-laki dan seorang pria berusia 70-an.
Adapun surat kabar Asahi mengutip polisi yang mengatakan seorang pria berusia 90-an telah ditarik dari reruntuhan sebuah bangunan dan dibawa ke rumah sakit tetapi dipastikan meninggal.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan pada Senin malam, tim pencarian dan penyelamatan terbukti sulit mencapai daerah yang terkena dampak paling parah karena jalan-jalan yang diblokir.
Pemerintah Jepang mengatakan hingga Senin malam pihaknya telah memerintahkan lebih dari 97.000 orang di sembilan prefektur di pantai barat pulau utama Honshu untuk mengungsi. Mereka bermalam di gedung olah raga dan gedung olah raga sekolah, yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat.
Gempa tersebut meruntuhkan bangunan-bangunan, memicu kebakaran dan memicu peringatan tsunami kepada penduduk pantai barat Jepang. Peringatan tersebut telah diturunkan menjadi peringatan. Peringatan tsunami dikeluarkan ketika gelombang diperkirakan mencapai ketinggian 3 meter (9,8 kaki).
Gelombang tsunami setinggi sekitar 1,2 meter (3,9 kaki) dilaporkan terjadi di Kota Wajima, kata lembaga penyiaran publik Jepang NHK.
Peringatan tsunami di sepanjang sebagian pantai barat Jepang telah dibatalkan karena ancaman gelombang besar tambahan sudah berkurang. Meskipun ancaman gelombang yang lebih besar telah berlalu, peringatan tsunami untuk gelombang setinggi 1 meter (sekitar 3 kaki) masih berlaku.
Terpisah, Survei Geologi Amerika Serikat mencatat setidaknya 31 gempa susulan yang lebih kecil dilaporkan terjadi di dekat wilayah tempat gempa terjadi. Badan tersebut mengatakan, gempa susulan dapat berlanjut selama berhari-hari hingga berbulan-bulan setelahnya.
Gempa kemarin juga menyebabkan sedikitnya 1.400 penumpang terdampar di dalam kereta peluru berkecepatan tinggi lebih dari 10 jam, menurut laporan NHK.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hayashi Yoshimasa mengatakan, gempa kemarin menyebabkan kerusakan jalan di Jepang tengah, meruntuhkan bangunan, menyebabkan kebakaran dan mengganggu komunikasi. Setidaknya 33.000 rumah tangga terkena dampak pemadaman listrik
Baca juga:
- Perang di Gaza Sebabkan Monyet hingga Singa di Kebun Binatang Rafah Kelaparan
- Israel Akui 170 Tentaranya Tewas Selama Operasi Darat di Gaza, 29 di Antaranya Tertembak Teman Sendiri
- PBB Tarik Pasukan Penjaga Perdamaian di Mali, Jadi Misi Paling Mematikan Setelah Lebanon
- Israel Peringatkan Lebanon untuk Usir Hizbullah dari Perbatasan atau IDF yang akan Bertindak
Sementara itu, Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan setidaknya 8.500 personel militer disiagakan untuk membantu upaya darurat setelah gempa.
Hampir 33.000 rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik di prefektur Ishikawa pada Selasa pagi, menurut situs web Hokuriku Electric Power.
Menyusul bencana tersebut, Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan, mereka akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada Hari Selasa.