Presiden Macron Prihatin Banyaknya Jumlah Korban Warga Sipil di Gaza saat Bicara dengan PM Israel Netanyahu
JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan keprihatinannya yang paling dalam, saat menilai korban sipil di Gaza sangat banyak, serta darurat kemanusiaan di wilayah kantong Palestina itu, saat berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menurut pembacaan percakapan telepon Hari Rabu di Istana Elysée, Presiden Macron mengatakan kepada PM Netanyahu tentang "pentingnya Israel untuk melindungi warga sipil dan pentingnya memberikan bantuan yang diperlukan kepada rakyat Gaza," menurut Kepresidenan Prancis, melansir CNN 28 Desember.
Lebih jauh Presiden Macron juga menekankan “perlunya upaya menuju gencatan senjata yang langgeng, dengan bantuan semua mitra regional dan internasional," kata istana kepresidenan.
Menurut Presiden Macron, Prancis akan bekerja sama dengan Yordania "dalam beberapa hari mendatang" untuk melakukan operasi kemanusiaan di Gaza.
Presiden Prancis juga mengatakan kepada PM Netanyahu, pembebasan semua sandera di Jalur Gaza, termasuk tiga warga negaranya, merupakan prioritas Paris.
Berikutnya, Presiden Macron juga menekankan "pentingnya Israel mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan oleh pemukim tertentu terhadap warga sipil Palestina, serta setiap proyek pemukiman baru di Tepi Barat, yang mengancam solusi dua negara".
Pernyataan Prancis juga menyebut solusi dua negara sebagai "satu-satunya solusi yang layak untuk menjamin keamanan jangka panjang Israel dan memenuhi aspirasi sah rakyat Palestina."
Dalam kesempatan tersebut Presiden Macron menegaskan kembali komitmen Prancis terhadap keamanan Israel dan "mengingat langkah-langkah yang diambil dalam kerangka Uni Eropa untuk menetapkan sanksi terhadap Hamas, serta langkah-langkah yang diambil bersama mitra internasional terhadap kelompok teroris yang mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan."
Sementara itu, PM Netanyahu menurut pernyataan Pemerintah Israel, memberi tahun Presiden Macron tentang "usaha Israel untuk membebaskan para sandera" dan meminta Presiden Prancis untuk "terus berupaya untuk pembebasan mereka".
PM Netanyahu juga berterima kasih kepada Presiden Macron atas peran aktif Prancis dalam menjaga kebebasan navigasi di Laut Merah, serta kesiapan Prancis untuk berkontribusi pada pemulihan keamanan di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon, menurut pembacaan seruan Israel tersebut.
Baca juga:
- Balas Kritikan Presiden Erdogan, PM Netanyahu Singgung Genosida Kurdi dan Pemenjaraan Jurnalis
- Presiden Erdogan Sebut PM Israel Netanyahu Tidak Berbeda dengan Nazi Hitler: Dia Mendapat Dukungan dari Barat
- Rusia Ingatkan Jepang Penyediaan Sistem Pertahanan Rudal Patriot untuk Ukraina Miliki Konsekuensi Serius
- UE Siapkan Dana Darurat hingga 20 Miliar Euro untuk Ukraina, Kremlin: Uang Barat Tidak Mengubah Jalannya Operasi Khusus
Ia juga "menjelaskan rakyat dan Pemerintah Israel bertekad untuk bekerja dengan segala cara" untuk memulangkan warga Israel dari permukiman selatan (dekat Gaza) dan permukiman utara (dekat perbatasan Lebanon) ke rumah mereka.
Diketahui, serangan Hamas ke selatan Israel pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera, dibalas dengan bombardir dan blokade Israel terhadap Gaza, menyebabkan sekitar 21.100 orang tewas dan 55.243 luka-luka hingga Rabu, menurut kementerian kesehatan setempat, dikutip dari Al Jazeera.