Rusia Ingatkan Jepang Penyediaan Sistem Pertahanan Rudal Patriot untuk Ukraina Miliki Konsekuensi Serius
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Hari Rabu, langkah Jepang untuk menyediakan sistem pertahanan udara Patriot untuk Ukraina memiliki "konsekuensi serius" bagi hubungan Moskow-Tokyo.
Hubungan antara Moskow dan Tokyo, yang sudah sulit, telah memburuk tajam sejak Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari 2022. Jepang memutuskan bergabung dengan sekutu Barat dalam menjatuhkan sanksi ekonomi besar-besaran terhadap Rusia.
Pekan lalu, Negeri Matahari Terbit mengatakan pihaknya akan mempersiapkan pengiriman rudal pertahanan udara Patriot ke Amerika Serikat setelah merevisi pedoman ekspor senjatanya, yang merupakan perombakan besar-besaran pertama Tokyo terhadap pembatasan ekspor senjata tersebut dalam sembilan tahun.
Meskipun kontrol ekspor baru Jepang masih mencegah pengiriman senjata ke negara-negara yang sedang berperang, hal ini secara tidak langsung dapat menguntungkan Ukraina dalam perangnya dengan Rusia, karena memberikan Amerika Serikat kapasitas ekstra untuk memberikan bantuan militer ke Kyiv.
"Pihak Jepang kehilangan kendali atas senjata yang kini bisa digunakan Washington untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan," kata Zakharova dalam pengarahan mingguan, seperti melansir Reuters 27 Desember.
"Tidak dapat dipungkiri, berdasarkan skema yang telah diuji, rudal Patriot akan sampai ke Ukraina," tandasnya.
Skenario seperti itu akan "ditafsirkan sebagai tindakan permusuhan terhadap Rusia dan akan menimbulkan konsekuensi besar bagi Jepang dalam konteks hubungan bilateral," katanya.
Awal bulan ini, Jepang dan Korea Selatan mengerahkan jet untuk memantau penerbangan gabungan pesawat pengebom dan pesawat tempur Tiongkok dengan Rusia di dekat wilayah mereka.
Baca juga:
- Otoritas Gaza Sebut Israel Ambil Organ Tubuh Jasad Warga Palestina
- Korea Selatan Gelar Latihan Antisipasi Serangan Mendadak Korea Utara Terhadap Seoul
- Presiden Abbas: Otoritas Palestina Siap Pikul Tanggung Jawab di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Sebagai Satu Negara Palestina
- Rudal Jelajah Pasukannya Hantam Kapal Pendarat Rusia di Krimea, Presiden Zelensky: Tidak Ada Tempat Aman Bagi Penjajah di Ukraina
Diketahui, Rusia dan Jepang belum mencapai perjanjian yang secara resmi mengakhiri permusuhan pada Perang Dunia Kedua, karena sengketa wilayah lama yang melibatkan rangkaian pulau-pulau Pasifik yang di Jepang dikenal sebagai Wilayah Utara dan di Rusia sebagai Kuril Selatan.
Bahkan sebelum konflik Ukraina, Tokyo telah mengeluhkan peningkatan penempatan militer Rusia di pulau-pulau tersebut, yang direbut Uni Soviet dari Jepang pada akhir Perang Dunia Kedua.