Disindir Pemimpin Harus Stabil Emosionalnya, TKN Prabowo 'Nggak Baper': Yang Awal Ngegas kan Mas Anies
JAKARTA - Komandan Tim Fanta (Pemilih Muda) TKN Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan, merespons santai pernyataan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan yang menyebut pemimpin tidak hanya harus santun, tapi juga stabil emosionalnya.
Arief menegaskan, pihaknya tak merasa pernyataan Anies menyindir capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Justru, menurutnya, pernyataan tersebut lebih kepada bentuk introspeksi diri Anies.
"Pokoknya, enggak baperlah. Ya mungkin beliau sedang introspeksi diri," ujar Arief kepada wartawan di Medcen TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Desember.
Jika dianggap untuk menyindir Prabowo, Arief menilai, pernyataan Anies lebih kepada introspeksi terhadap dirinya sendiri. Bahkan kata dia, dalam debat capres Justru mantan Gubernur DKI Jakarta itu yang nampak emosional.
"Ya justru yang awal ngegas (saat debat capres) kan Mas Anies kan, ya kan? Jadi, ya kita sih tadi ya no hard feeling ya. Jadi, mungkin sedang introspeksi. Sebagai manusia saya kira wajar itu ada satu titik di mana kita harus berhenti dan introspeksi diri, bercermin," kata Arief.
Baca juga:
- Mahfud MD Berguru ke Arsjad Rasjid dan Sandiaga Uno Soal Ekonomi Jelang Debat Cawapres
- Nusron Wahid: Prabowo-Gibran Paslon yang Paling Miskin Gimik
- Wapres Ma’ruf Respons Kelakar Zulhas: Kita Ini Jangan Kaya Anak-anak, Urusan Amin itu Tidak Berarti Capres
- Wapres Ma’ruf Amin Tanggapi Cak Imin: Kalau Becak Masuk Jalan Tol Malah Kalang Kabut
Sebelumnya, pernyataan Anies Baswedan soal pemimpin harus santun dan stabil emosionalnya itu disampaikan saat bertemu dengan mahasiswa Universitas Bina Bangsa, Banten.
Mulanya, para mahasiswa mengajukan berbagai pertanyaan mulai soal visi-misi hingga urusan hati. Salah satu hal yang ditanya kepada Anies, yakni soal suasana hati. Anies lalu menyinggung soal santun dan stabilitas emosi yang dimiliki seorang pemimpin.
Bagi eks Gubernur DKI Jakarta itu, pemimpin saat ini tidak cuma membutuhkan sopan santun. Stabilitas emosi jauh lebih dibutuhkan dalam mengelola negara.
"Pemimpin itu bukan dibutuhkan kesantunannya, pemimpin itu dibutuhkan stabilitasnya, karena stabilitasnya ada dalam dirinya, jiwanya, bukan di dalam tampilan luar. Tampilan luarnya santun, sopan ini tampilan luar, tapi yang dibutuhkan bukan tampilan luarnya yang dibutuhkan adalah stabilitas emosi," kata Anies.