Penembakan Sandera Israel: Batalion Pengganti Tidak Diberitahu, Sniper IDF Diizinkan Tembak Siapa pun yang Mencurigakan
JAKARTA - Batalion pengganti tidak diberitahu mengenai tanda permintaan tolong dalam bahasa Ibrani yang dilihat satuan sebelumnya di lokasi penembakan sandera Israel, sementara sniper di lokasi diizinkan untuk menembak siapa pun yang mencurigakan, menurut laporan penyelidikan yang dilakukan Israel Defense Forces (IDF).
Stasiun penyiaran publik Kan mengungkapkan rincian baru tentang penyelidikan atas pembunuhan tiga sandera yang dilakukan anggota IDF pada Jumat pekan lalu.
Menurut laporan tersebut, batalion IDF yang sedang bertugas saat insiden penembakan terjadi tidak diberi pengarahan oleh unit yang digantikannya, tentang kelompok terakhir yang melihat tanda Ibrani bertuliskan "Tolong – Tiga Sandera" di salah satu bangunan di lokasi kejadian, melansir The Times of Israel 20 Desember.
Selain itu, penyelidikan itu juga melaporkan, penembak jitu IDF yang menembak mati dua sandera pertama, Alon Shamriz dan Samar Talalka, tidak mengenali kain putih yang mereka bawa.
Dalam pengarahan yang dia terima saat memulai shiftnya, penembak jitu tersebut diberitahu, seluruh area tersebut adalah zona pertempuran dan dia diizinkan untuk menembaki siapa pun yang mencurigakan.
Penyelidikan juga menemukan, penembakan sandera ketiga, Yotam Haim, sangat mengerikan, karena ia berhasil melarikan diri kembali ke gedung terdekat setelah ditembak bersama Shamriz dan Talalka.
Komandan batalion kemudian berteriak kepada para prajurit untuk menahan tembakan, namun salah satu dari mereka terus menembak dan membunuh Haim setelah dia muncul kembali dari gedung untuk kedua kalinya.
Diberitakan sebelumnya, Komandan Israel Defense Forces (IDF) mengakui peristiwa tertembaknya tiga sandera di Gaza pekan lalu sebagai hal yang sulit, sementara tanda SOS ditemukan di dekat lokasi mereka tertembak dan itu sempat dikira jebakan yang dibuat kelompok militan Hamas.
Bangunan dengan tanda-tanda tersebut ditemukan oleh tentara Israel pada Hari Rabu. Pada awalnya itu dianggap berpotensi dijadikan jebakan oleh Hamas. Dikatakan, Hamas berusaha untuk memikat tentara ke dalam perangkap di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
IDF mengatakan, menurut penyelidikan awal, ketiga sandera tersebut berada di gedung itu selama beberapa waktu setelah berhasil melarikan diri dari Hamas atau ditinggalkan para penculiknya.
Pada Hari Jumat, ketiganya mendekati tentara sambil bertelanjang dada dan mengibarkan bendera putih. Namun, mereka ditembak oleh tentara yang secara keliru mengidentifikasi mereka sebagai ancaman dan melepaskan tembakan yang melanggar peraturan.
Berbicara kepada pasukan Divisi 99 di Jalur Gaza, Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan, "mudah-mudahan kami akan memiliki kesempatan lain bagi para sandera untuk datang kepada kami dan kami akan melakukan hal yang benar".
"Saya memberi tahu Anda dengan cara yang sangat sederhana, kejadian ini sangat sulit dan menyakitkan, dan tidak ada yang akan datang dan mengatakan sebaliknya," kata Letjen Halevi kepada para tentara.
"Ini adalah insiden yang tidak mungkin terjadi dengan mudah. Dan pikirkan, mengapa kami melakukan manuver (di Gaza)? Kami telah menetapkan tiga tujuan, untuk membubarkan Hamas, memulihkan keamanan warga (permukiman perbatasan) dan misi ketiga adalah membebaskan para sandera," paparnya.
"Anda lihat dua orang, mereka mengangkat tangan dan tidak mengenakan baju, butuh waktu dua detik," tuturnya kepada tentara, mengacu pada insiden tragis Hari Jumat, di mana ketiga sandera bertelanjang dada dan salah satu sandera mengibarkan bendera putih.
Baca juga:
- Presiden Herzog Sebut Israel Siap Melanjutkan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera
- Kepala Palang Merah Internasional Sebut Perang Gaza Adalah Kegagalan Moral
- Dibentak Menteri Garis Keras Israel Soal Hukuman Tentara yang Bernyanyi di Masjid, Kepala Staf IDF: Jangan Ancam Saya
- Siap Dialog dengan Ukraina, Amerika Serikat dan Eropa, Presiden Putin: Tapi, Kami Tidak akan Menyerahkan Milik Kami
"Dan saya ingin menyampaikan hal yang tidak kalah pentingnya, bagaimana jika ada dua warga Gaza berbendera putih yang keluar untuk menyerah, apakah kita akan menembak mereka? Sama sekali tidak. Sama sekali tidak," tegas Halevi.
"Bahkan mereka yang berperang dan sekarang meletakkan senjata dan mengangkat tangan, kami tangkap, kami tidak tembak. Kami mendapatkan banyak informasi intelijen dari para tahanan yang kami miliki, kami sudah memiliki lebih dari seribu orang," tandasnya.
Letjen Halevi menambahkan, "Kami tidak menembak mereka karena IDF tidak menembak orang yang mengangkat tangannya. Ini adalah kekuatan, bukan kelemahan".