Buaya di Kolaka Dibelai Sayang, di Aceh Nelayan Tewas Diterkam
BANDA ACEH - Nelayan asal Desa Ujung Sialit, Aceh Singkil, Aceh, tewas diterkam buaya saat berenang di kawasan perairan setempat.
"Seorang nelayan Desa Ujung Sialit tewas di terkam buaya saat berenang bersama empat rekannya di perairan Pulau Panda, Kecamatan Pulau Banyak Barat," kata Sekretaris Satuan Tugas SAR Kepulauan Banyak Yudistira dikutip Antara, Kamis, 18 Februari.
Yudistira mengatakan nelayan yang tewas diterkam buaya tersebut Sojinema Zega (36). Sedangkan empat rekannya Onius Gulo (27), Eli Yudi Gulo (24), Dirianus Gea (22) dan Erlin Zai (19) berhasil menyelamatkan diri.
Peristiwa itu terjadi saat korban bersama rekannya melaut ke perairan Pulau Panda, Kecamatan Pulau Banyak Barat, menggunakan perahu untuk cari ikan dan tripang.
Baca juga:
- Mitos Kembaran Manusia yang Bikin Buaya di Kolaka Dibelai-belai, Disarungi Warga
- Lapan Peringatkan Potensi Banjir di Jakarta 19-20 Februari karena Hujan Ekstrem
- Jakarta Tergenang, Wagub DKI: Masih Banyak Warga Kita yang Senang Tinggal di Bantaran Kali
- Cerita Jaksa Agung di Awal Karier Pernah Disogok, Tak Bisa Tidur hingga Diingatkan Tuhan
Di lokasi mereka berenang mencari ikan. Namun tiba-tiba korban berteriak karena melihat buaya mulai mendekat dan langsung menerkamnya.
"Ketiga rekan korban memberikan bantuan dan menusuk buaya tersebut dengan tombak ikan hingga buaya itu melepaskan korban dari mulutnya," ujar Yudistira.
Meski mendapatkan pertolongan dari rekannya. Namun nyawa korban tidak berhasil diselamatkan.
Buaya Kolaka Dibelai Sayang
Beda Aceh, beda Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Buaya yang muncul di pantai Desa Lamunre, Watubangga, Kolaka justru disayang-sayang.
Bukan karena buaya ini jinak alias peliharaan orang. Tapi mitos lokal yang membuat warga berani mendekati bahkan membelai kepala buaya. Kata orang lokal buaya ini adalah kembaran manusia.
“Penduduk setempat masih percaya mitos buaya kembaran manusia,” kata petugas BKSDA Sultra, Yuyun, kepada VOI, Kamis, 18 Februari.
Petugas BKSDA sudah mengingatkan warga agar tidak mendekati buaya karena berbahaya. Namun mitos yang kuat di tengah masyarakat bikin imbauan petugas sekadar lewat.
Karena warga tetap ramai mendatangi buaya, petugas meminta agar mata buaya ditutup kain supaya tidak mengamuk. Tapi lagi-lagi imbauan ini tak mempan.
“Warga tidak mau. Buaya sebetulnya tidak boleh didekati manusia, tapi ini mitos yang kuat (di lokasi),” kata petugas.