Menhan Gallant Sebut Israel akan Melakukan Transisi Secara Bertahap Operasi di Gaza

JAKARTA - Israel secara bertahap akan melakukan transisi ke fase operasi berikutnya di Gaza, kata menteri pertahanan negara itu pada Hari Senin setelah pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan, penduduk setempat kemungkinan akan dapat kembali ke utara Gaza, yang merupakan wilayah terpadat di Mediterania sebelum pecah perang antara Hamas dengan Israel usai serangan 7 Oktober.

Baik Menhan Austin maupun timpalannya Gallant tidak memberikan batas waktu untuk melakukan apa yang disebut Austin sebagai operasi "lebih taktis".

"Segera kita akan dapat membedakan berbagai wilayah di Gaza," kata Gallant dalam konferensi pers bersama di Tel Aviv, melansir Reuters 19 Desember.

Sebagian besar warga Gaza utara mengikuti instruksi Israel untuk mengungsi ke selatan, di mana militer meminta warga untuk terus bergerak di tengah serangan udara dan baku tembak yang tiada henti dengan pejuang kelompok Islam tersebut.

"Di setiap wilayah di mana kami mencapai misi kami, kami akan dapat melakukan transisi secara bertahap ke fase berikutnya dan mulai berupaya mengembalikan penduduk setempat," kata Gallant.

"Artinya, hal ini mungkin bisa dicapai lebih cepat di wilayah utara dibandingkan di wilayah selatan," tandasnya.

Diketahui, Menhan Gallant bertemu dengan Menhan Austin untuk melakukan pembicaraan mengenai pertempuran dengan intensitas lebih rendah, serta cara-cara untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil

Tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata telah meningkat terhadap Israel, karena jatuhnya lebih dari 19.000 korban sipil akibat kampanye pemboman besar-besaran dan perang darat yang bertujuan menghancurkan Hamas.

Meskipun Amerika Serikat memberi Israel senjata dan dukungan diplomatik serta menolak seruan gencatan senjata, Washington baru-baru ini memperkeras sikapnya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel berisiko kehilangan dukungan internasional karena apa yang disebutnya pemboman "tanpa pandang bulu".

Kendati demikian, menhan Austin memberikan jaminan dalam pertemuan kemarin, mengatakan: "Dukungan Amerika terhadap keamanan Israel tidak tergoyahkan. Israel tidak sendirian."

Diketahui, serangkaian pejabat AS telah menyerukan Israel untuk memfokuskan strateginya pada serangan yang didorong oleh intelijen terhadap kepemimpinan Hamas.

"Itu tidak menandakan berakhirnya operasi. Kadang-kadang ini berarti Anda harus lebih tepat, Anda lebih fokus pada target tertentu," jelas Menhan Austin.

Israel sendiri mengatakan ribuan ton bom yang dijatuhkan di Gaza sejak 7 Oktober ditujukan pada sasaran-sasaran yang relevan secara militer.