Respons Jokowi Pakai Dasi Kuning, TKN: Bukti Presiden Milik Seluruh Rakyat dan Semua Parpol

JAKARTA - Wakil Komandan Tim Fanta TKN Prabowo-Gibran, Anggawira menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) milik semua rakyat Indonesia sekaligus semua partai politik (parpol).

Hal itu disampaikannya merespons dasi kuning yang dikenakan Jokowi saat akan bertolak ke Jepang dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu 16 Desember pagi.

Dasi kuning uang dipakai Jokowi kala itu memang menuai tanda tanya publik. Musababnya Jokowi acap kali memakai dasi warna gelap atau merah dalam berkegiatan.

Secara semiotika, tak sedikit pihak yang mengaitkan dasi kuning menjadi sinyal Jokowi akan bergabung dengan Partai Golkar.

"Tidak ada hubungannya denga partai apapun. Saya rasa wajar saja Pak Jokowi memakai dasi warna apa saja karena Pak Jokowi milik semua masyarakat Indonesia dan semua partai politik di Indonesia," katanya, Senin 18 Desember.

Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) ini juga menilai wajar jika muncul penilaian Jokowi akan bergabung dengan Golkar buntut pemakaian dasi kuning tersebut. Terlebih hubungan Jokowi dengan PDIP sempat merenggang beberapa waktu lalu.

"Secara tidak langsung pernyataan PDIP yang menyebut Pak Jokowi sebagai petugas partai men-downgrade Pak Jokowi. Sebagai kepala negara, wajar Pak Jokowi mengayomi semua masyarakat termasuk partai politik dan bukan hanya satu partai saja," tuturnya.

Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi perihal bergabungnya Jokowi ke salah satu partai atapun tetap di PDIP. Namun, secara tersirat Jokowi mengeluarkan candaan yang membuat indikasi ia bergabung dengan salah satu partai berwarna kuning.

"Pak dasi kuning ada artinya nggak?" tanya wartawan kepada Jokowi yang hendak meninggalkan ruang konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu 16 Desember pagi, disitat Antara.

Mendengar pertanyaan itu langkah Jokowi terhenti. Kepala negara memperhatikan dan memegaang dasinya sejurus kemudian mengucap, "Masa enggak tahu."

Karier Politik Jokowi

Hubungan Jokowi dengan PDIP dimulai pada sekitar tahun 2004. Kala itu, alumni Fakultas Kehutanan UGM tersebut menduduki posisi salah satu pengurus DPC PDIP Solo. Pada itu pula Jokowi mengenal FX Hadi Rudyatmo dan hubungan keduanya berlanjut saat dipercaya PDIP dan PKB dan terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo tahun 2005.

Selang tujuh tahun kemudian, pesona Jokowi menarik perhatian tokoh nasional seperti Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla. Keduanya, meminta Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, atau saat Jokowi masih menyisakan sekitar tiga tahun lagi masa jabatan di Solo. Diusung PDIP dan Gerindra, Jokowi berhasil memenangkan Pilkada DKI 2017 bersama pasangannya, Basuji Tjahaja Purnama.

Nama Jokowi kian melesat hingga namanya masif dikabarkan sebagai salah satu kandidat calon presiden 2014. Akhirnya Jokowi maju sebagai calon presiden bersama Jusuf Kalla sebagai calon wakil presidennya yang diusung oleh PDIP, PKB, Hanura dan Nasden. Ia pun terpilih setelah menang melawan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dengan perolehan suara 53,15 persen.

Jokowi lalu kembali terpilih di Pilpres 2019 bersawa wakilnya Ma'ruf Amin melalui dukungan PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, PSI dan PBB. Jokowi kembali bertarung melawan Prabowo yang diduetkan bersama Sandiaga Uno dan memenangkan Pilpres dengan hasil perolehan suara 55,5 persen.