Menhan Gallant: Israel akan Melakukan Tindakan Apa Pun untuk Menghancurkan Hamas, Tidak Miliki Niat Tinggal di Gaza
JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya tidak berniat untuk tinggal secara permanen di Jalur Gaza, terbuka untuk mendiskusikan alternatif mengenai siapa yang akan mengendalikan wilayah tersebut, selama mereka bukan kelompok yang memusuhi Israel.
"Israel akan mengambil tindakan apa pun untuk menghancurkan Hamas, tapi kami tidak punya niat untuk tinggal secara permanen di Jalur Gaza," katanya kepada wartawan, melansir Reuters 12 Desember.
Lebih jauh Menhan Gallant menjelaskan, pihaknya mencapai kemajuan signifikan, khususnya di Gaza utara, di mana keadaan mendekati "titik puncaknya", dua bulan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang dan lebih dari sebulan sejak Israel melancarkan serangan darat.
Lebih jauh Dia mengatakan, Israel terbuka untuk mendiskusikan alternatif mengenai siapa yang mungkin mengendalikan Gaza setelah perang.
"Syarat utamanya adalah, tidak akan bermusuhan negara Israel. Semua hal lainnya, menurut pendapat saya, dapat didiskusikan. Yang pasti bukan Hamas, dan juga bukan Israel. Kami akan menjaga kebebasan kami untuk bertindak, untuk beroperasi secara militer melawan ancaman apa pun," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Menhan Gallant juga menyerukan, kendati tidak secara terbuka, agar para pejuang dan komandan Hamas untuk menyerah daripada dibunuh. Pada Hari Senin, militer Israel mengatakan sejauh ini telah menangkap lebih dari 500 militan Hamas dan Jihad Islam di Gaza.
Baca juga:
- Menlu Retno Tegaskan Dukungan Indonesia untuk Palestina pada Peringatan 75 Tahun Deklarasi HAM di Markas PBB Jenewa
- Menhan Gallant Sebut Perang dengan Hamas Berakhir Jika Israel Capai Semua Target
- Qatar Pastikan Pembayaran Dana Dukungan ke Gaza Tetap Berlanjut Meski Ada Konflik Hamas - Israel
- AS Veto Rancangan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Kepala Bantuan PBB: Ini Melebihi Kekecewaan
Terkait dengan kelompok militan Hizbullah, Menhan Gallant mengatakan Israel terbuka untuk kemungkinan mencapai kesepakatan dengan kelompok itu, dengan syarat setiap perjanjian mencakup zona aman di sepanjang perbatasan dan jaminan yang tepat.
“Jika Hizbullah mengizinkan proses kesepakatan, dan saya tidak akan membahas rinciannya sekarang, tapi yang jelas hal ini tidak bisa terjadi karena tidak mencakup situasi di mana ada jarak aman dari pagar kami ke pasukan yang bisa menembak ke wilayah Israel atau kekuatan yang dapat mengambil tindakan di Israel. Jika hal ini memungkinkan, dengan jaminan yang sesuai, kita dapat membicarakannya," kata Gallant.