Menhan Gallant Sebut Perang dengan Hamas Berakhir Jika Israel Capai Semua Target
JAKARTA - Menteri Pertahanan Gallant bersumpah perang melawan Hamas di Jalur Gaza akan berakhir setelah Israel mencapai tujuannya, meskipun ada tekanan internasional untuk segera menyelesaikan operasi tersebut.
"Perang akan berakhir ketika tujuannya tercapai. Saya mempertimbangkan semua yang diminta dan dikatakan AS dan menanggapi dengan serius, bersama seluruh anggota kabinet, apa yang dilakukan Amerika," kata Menhan Gallant, melansir The Times of Israel 12 Desember.
"Kami akan menemukan cara untuk membantu Amerika membantu kami," sambungnya.
Menanggapi pertanyaan lain mengenai kemungkinan kesepakatan penyanderaan baru dengan Hamas, Gallant mengatakan: "Saya percaya bahwa jika kita meningkatkan tekanan militer, akan ada tawaran untuk lebih banyak kesepakatan penyanderaan, dan jika ada tawaran, kami akan mempertimbangkannya."
Menhan Gallant juga mengatakan, dua batalyon Hamas, Batalyon Jabaliya dan Batalyon Shejaiya di Gaza utara berada di ambang kehancuran.
"Kami telah mengepung benteng terakhir Hamas di Jabaliya dan Shejaiya, batalyon yang dianggap tak terkalahkan, yang telah bersiap selama bertahun-tahun untuk melawan kami, kini berada di ambang kehancuran," ungkapnya.
Dia mengatakan, ratusan anggota Hamas telah menyerah kepada pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir, yang menurutnya "menunjukkan apa yang terjadi" pada kelompok militan tersebut.
Baca juga:
- Qatar Pastikan Pembayaran Dana Dukungan ke Gaza Tetap Berlanjut Meski Ada Konflik Hamas - Israel
- AS Veto Rancangan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Kepala Bantuan PBB: Ini Melebihi Kekecewaan
- Inggris Berikan Dua Kapal Penyapu Ranjau ke Ukraina, Menhan Shapps: Awal Upaya Memperkuat Kemampuan Maritim
- Australia Perketat Peraturan Visa Bagi Pelajar Internasional dan Pekerja untuk Mengurangi Jumlah Migran
"Siapa pun yang menyerah, nyawanya akan diselamatkan," kata Menhan Gallant, seraya menambahkan di antara mereka yang ditangkap oleh IDF adalah pelaku yang ikut serta dalam serangan teror 7 Oktober terhadap komunitas Israel.
"Mereka memberi tahu kita hal-hal yang sangat menarik," ungkapnya, tampaknya mengacu pada informasi intelijen yang diperoleh dari para tahanan tersebut.