17 Tahun Absen dari Film Horor, Hanung Bramantyo Kembali Lewat Trinil
JAKARTA - Hanung Bramantyo terakhr menggarap genre horor lewat Legenda Sundel Bolong pada 2007, yang kisahnya berlatar tahun 1965. Mengawali 2024, sutradara peraih 2 Piala Citra Hanung Bramantyo menghadirkan karya baru, Trinil sebagai ajang comeback pada genre horor.
Trinil bermain dengan latar sejarah, yakni dekade 1970-an. Kala itu, Indonesia kali pertama memasuki fase pemilu dengan peserta 3 partai yakni PPP, Golkar dan PDI. Pada masa itu, situasi politik di Indonesia sedang memanas. Banyak terjadi pembunuhan di kalangan ulama.
Trinil dibintangi Carmela Van De Kruk, Rangga Nattra, Fattah Amin, Shalom Razade, dan Wulan Guritno. Naskahnya dutulisa oleh Haqi Ahmad bersama Hanung Bramantyo.
Trinil yang diproduksi Dapur Film dan Seven Skies Motion mengisahkan pasutri Rara (Carmela Van Der Kruk) dan Sutan (Rangga Nattra) yang siap memulai hidup baru setelah berbulan madu. Rara mewarisi perkebunan teh nan luas di Jawa Tengah milik William Saunder, ayahnya, seorang lelaki Belanda yang sangat mencintai Indonesia.
Sutan bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Suatu malam, Rara merasakan ketindihan kala dia tidur. Padahal selama bulan madu, dia selalu nyenyak tidur di malam hari. Sadar ada yang tak beres, Sutan
minta bantuan Yusof (Fatah Amin), teman sekolahnya saat mereka di Penang, Malaysia, yang kini piawa menangani beragam kasus mistis. Mulanya, Rara menolak ide ini. Namun, teror makin mencekam.
Puncaknya, hantu kepala tanpa badan muncul dengan sebuah permintaan, “Trinil, balekno gembungke (kembalikan tubuhku).”
Baca juga:
- Gunakan Prostetik Seharga Jutaan, Vino G Bastian Rela Tak Makan agar Honor Tak Dipotong
- Kalau Sudah Punya Pasangan, Hindari 7 Kesalahan Terbesar yang Merusak Hubungan
- Unggah Status Soal Sosok 'Sultan' Tak Punya Manners, Sarah Sechan Diduga Sindir Nagita Slavina
- Dituding Tutupi Perselingkuhan Mantan Suami Nindy Ayunda, Ashanty Merasa Tak Salah
Wulan Guritno mengaku tak bisa menolak ajakan Hanung untuk bergabung di film ini. "Saat itu suaru hari di siang hari ada telfon berderjng dari Hanung Bramantyo. Dia cerita mau bikin film hiror lagi setelah 17 tahun kan dia, terus di cerita soal karakter Ayu karena dia adalah wanita yang teronsesi untuk berkuasa, sehingga ia menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Nah itulah tragedi dan keserakahan peranku, langsung tertarik ikut," ujarnya saat jumpma pers, Senin, 11 Desember.
Film ini diadapsi dari drama radio populer pada 1980, setahun sebelum Wulan lahiit. Karena itu dia berharap bisa memuaskan pendengar sandiwara radionya.
"Aku belum pernah dengasr sandiwara radio Trinil. Era mas Hanung drama Trinil tuh ngetren banget ya, mudah-mudahan temen yang dulu denger bisa menikmati," harapnya.