Adopsi Kripto di El Salvador Masih Rendah Meski Upaya Pemerintah Maksimal

JAKARTA - Pemerintah El Salvador terus berupaya untuk mempromosikan adopsi mata uang kripto secara luas di dalam negeri. Namun laporan terbaru dari CoinGecko menyoroti jumlah pemilik kripto yang terbatas di negara tersebut.

Dipublikasikan pada 7 Desember, laporan tersebut menegaskan bahwa El Salvador menjadi satu-satunya negara di dunia yang secara aktif menggunakan kripto sebagai alat pembayaran sah. Namun, persentase relatif kecil dari penduduknya saat ini memiliki Bitcoin.

Menurut data dari Triple-A, sekitar 109.175 orang memiliki Bitcoin di El Salvador, yang memiliki populasi sekitar 6,36 juta orang — kira-kira 1,72%.

Selain itu, El Salvador menempati peringkat ke-55 dalam indeks adopsi kripto global. Namun, beberapa negara, termasuk yang memberlakukan larangan terhadap kripto, justri mengalami laju pertumbuhan yang lebih cepat.

Terlepas dari larangan kripto di China, persentase lebih tinggi dari warganya dilaporkan memiliki aset digital.

"Diperkirakan sekitar 4,08% dari total populasi di China (atau 58 juta orang) saat ini memiliki mata uang kripto," demikian laporan tersebut.

Ini mengikuti pengumuman Presiden El Salvador, Nayib Bukele, bahwa investasi Bitcoin gabungan negara tersebut telah mencapai 131 juta dolar AS (Rp2 triliun). Pada 4 Desember, ini diterjemahkan menjadi keuntungan bersih sebesar 3,6 juta dolar AS (Rp56 miliar), menghasilkan total keuntungan sebesar 2,84%.

Sementara itu, pemerintah El Salvador terus memperkuat upayanya untuk meningkatkan investasi kripto di dalam negeri.

Pada 8 Desember, dilaporkan bahwa negara tersebut telah memulai inisiatif kewarganegaraan melalui investasi baru, memberikan visa tinggal dan jalan menuju kewarganegaraan bagi individu yang bersedia berinvestasi 1 juta dolar AS (Rp15,5 miliar) dalam Bitcoin atau Tether di dalam negeri.