Inggris Peringatkan Perusahaan untuk Memperhatikan Hak Privasi dalam Penggunaan Kecerdasan Buatan
JAKARTA - Penjaga perlindungan data Inggris memperingatkan perusahaan-perusahaan untuk mempertimbangkan hak privasi individu setiap kali mereka menggunakan kecerdasan buatan (AI), atau menghadapi risiko tidak hanya denda tetapi juga kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi tersebut.
Komisioner Informasi negara itu, John Edwards, mengatakan dalam pidato pada Rabu 6 Desember bahwa perusahaan harus melindungi informasi pribadi pelanggan mereka dalam segala keadaan ketika mereka menggunakan AI.
"Anda tidak dapat mengharapkan menggunakan AI dalam produk atau layanan Anda tanpa mempertimbangkan privasi, perlindungan data, dan bagaimana Anda akan melindungi hak-hak orang," ujar Edwards.
Baca juga:
- Capella Space Bekerja Sama dengan SpaceX untuk Luncurkan Dua Satelit Acadia
- Uni Eropa Berjanji Tambah Dana untuk Lindungi Tempat Ibadah dan Terapkan Aturan Ketat untuk Media Sosial
- Uni Eropa Berjuang untuk Sepakat Aturan Kecerdasan Buatan di Tengah Ketidakpastian
- Mantan Eksekutif Twitter Gugat X Corp atas Pemecatan Terkait Potongan Anggaran
"Pesan kami kepada organisasi-organisasi itu jelas - ketidakpatuhan terhadap perlindungan data tidak akan menguntungkan," katanya. Ia menambahkan bahwa denda akan dikenakan sebanding dengan keuntungan yang diperoleh melalui ketidakpatuhan terhadap aturan.
Risiko seputar perkembangan cepat AI telah menjadi prioritas tinggi bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia sejak Open AI yang didukung oleh Microsoft merilis ChatGPT ke publik tahun lalu.